PP Pemuda Muhammadiyah mengimbau Pemerintah Prancis melalui kedutaan besarnya di Jakarta agar segera menghentikan tindakan provokatif yang dilakukan oleh penerbit Charlie Hebdo,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay mengimbau Pemerintah Prancis untuk menghentikan tindakan provokatif yang dilakukan salah satu penerbit Charlie Hebdo yang menerbitkan komik tentang Nabi Muhammad.

"PP Pemuda Muhammadiyah mengimbau Pemerintah Prancis melalui kedutaan besarnya di Jakarta agar segera menghentikan tindakan provokatif yang dilakukan oleh penerbit Charlie Hebdo," kata Saleh Partaonan Daulay di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan Prancis sebagai negara demokrasi dan menghargai hak asasi manusia semestinya berdiri di barisan terdepan untuk menghormati kebebasan beragama dan berkeyakinan bagi semua orang, termasuk umat Islam.

Pemuda Muhammadiyah juga meminta kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk segera memblokir situs yang memublikasikan komik itu.

"Pemblokiran situs itu sangat diperlukan agar tidak menimbulkan reaksi negatif dan tidak konstruktif dari masyarakat Indonesia," katanya.

Saleh meminta umat Islam Indonesia agar tidak merespons secara berlebihan terhadap penerbitan komik dan pembuatan situs yang menghina Nabi Muhammad itu. Reaksi dan respons berlebihan akan menjadikan penerbit dan pembuat website merasa senang.

"Sebab, tujuan utama mereka adalah untuk memancing kemarahan umat Islam," ujarnya.

Majalah asal Prancis, Charlie Hebdo, kembali membuat kontroversi dengan menerbitkan komik yang menceritakan kisah hidup Nabi Muhammad. Kali ini, penerbitan komik biografi itu disebut-sebut tidak akan menyinggung umat muslim dunia.

Editor majalah Charlie Hebdo Stephane Charbonnier mengatakan biografi berjudul "The Life of Mohammed" itu adalah buku serius yang disusun berdasarkan riset mendalam oleh seorang sosiolog Prancis berdarah Tunisia.

"Ini adalah biografi yang diizinkan Islam karena diedit oleh umat Muslim. Saya kira umat Muslim yang berpikiran terbuka tak akan menganggap buku ini tidak sesuai dengan Islam," kata Charbonnier.

Sebelumnya, majalah itu menuai protes dan kritik tajam karena memublikasikan kartun tentang Nabi Muhammad. Saat itu, kedutaan Prancis di beberapa negara terpaksa ditutup karena unjuk rasa yang semakin besar.

(D018/I007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013