Bandarlampung (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Republik Indonesia Hasto Wardoyo meminta siswa dan siswi sekolah di Kota Metro, Lampung, untuk menghindari seks bebas serta jangan menikah di usia muda.

"Sebetulnya yang jadi sasaran pembangunan Indonesia emas di 2045 itu adalah anak-anak ini nantinya. Jadi anak-anak tidak harus menikah di usia muda, dan jangan melakukan seks di luar nikah," ujar Hasto saat kunjungan kerja di SMPN 1 Metro, Metro, Senin.

Ia meminta siswa terutama yang tengah menempuh pendidikan di sekolah menengah pertama (SMP) agar tidak menikah di usia muda. Untuk mewujudkan generasi emas di masa mendatang.

"Anak-anak usia SMP ini harus berjanji pada dirinya tidak akan menikah di usia muda, serta tidak melakukan seks di luar nikah," kata.

Baca juga: BKKBN ajak masyarakat tekan kasus remaja gangguan mental emosional

Baca juga: BKKBN dorong pendamping keluarga di Palu optimalkan edukasi KB


Selain itu pihaknya pun mendorong setiap sekolah di Indonesia dapat menerapkan sekolah sadar kependudukan (SSK). Melalui SSK ini para siswa akan diajarkan tentang reproduksi dan merencanakan kehidupannya di masa depan.

"Idealnya setiap sekolah itu ada SSK. Ini bisa dimasukkan di ekstrakurikuler, bila di jam intrakurikuler tidak cukup. Lalu ada pelajaran Penjaskes, kalau praktiknya bisa masuk ke sana terkait kesehatan reproduksi," ucapnya.

Menurut Hasto, pengetahuan mengenai hal tersebut diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi kepada anak-anak siswa sekolah sejak dini.

"Pelajaran kesehatan reproduksi itu penting, karena banyak remaja Indonesia ini yang mengalami penyimpangan seks, seperti seks bebas dan hamil di luar nikah," ujarnya lagi.

Selain itu, adanya edukasi mengenai bahayanya seks di usia muda tersebut, juga dapat menjadi salah satu upaya untuk menekan angka stunting di Kota Metro.

"Kita ingin itu tidak terjadi supaya stunting turun, kematian ibu turun, dan kematian bayi turun," tambahnya.

Ia juga mengajak orang dewasa menjadi orang tua asuh bagi tiap anak stunting yang ada di lingkungannya.

"Ada juga program bapak asuh anak stunting, jadi tiap orang dewasa bisa mengasuh satu orang anak yang mengalami stunting," ucapnya lagi.*

Baca juga: BKKBN: Adat dan pranikah kendala turunkan stunting di Bali

Baca juga: Menkes: Pemerintah intervensi stunting ke ibu dan balita

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi/Hendra Kurniawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023