Sampai sekarang belum ada obat untuk Demam Babi Afrika hanya dengan menjaga kebersihan kandang bisa mencegah penularan ASF
Kupang (ANTARA) - Dinas Peternakan Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur mengingatkan para peternak memperketat penerapan biosekuriti dengan menjaga higienitas kandang babi guna mencegah penularan virus African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika di daerah itu.

"Sampai sekarang belum ada obat untuk Demam Babi Afrika hanya dengan menjaga kebersihan kandang bisa mencegah penularan ASF," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, drh Yosef A Paulus di Kupang, Jumat.

Yosef A Paulus mengatakan hal itu terkait upaya Pemerintah Kabupaten Kupang dalam mencegah meluasnya penularan ASF yang berpotensi menurunkan populasi ternak di daerah itu.

Menurut Yosef A Paulus, para peternak harus memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap penularan virus ASF dengan serius memperhatikan kebersihan kandang.

Selain itu secara rutin melakukan penyemprotan disinfektan pada kandang-kandang babi yang ada sehingga kondisi kandang tetap bersih dan terak tetap dalam kondisi sehat.

Menurut dia, para petugas penyuluh kesehatan hewan yang berada di 15 pos kesehatan hewan di Kabupaten Kupang sedang dalam kondisi siaga satu menghadapi ASF seperti yang pernah terjadi pada 2019 silam serta terus melakukan sosialisasi kepada para peternak tentang pentingnya penerapan biosekuriti.

Baca juga: Balai Karantina : Puluhan babi bantuan sudah melalui proses uji lab

Baca juga: Flores Timur kerahkan tenaga veteriner edukasi peternak cegah ASF


"Penerapan biosekuriti harus dipahami secara baik oleh para peternak sehingga perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi secara rutin bagi para peternak babi sehingga upaya pencegahan penularan ASF menjadi tanggung jawab bersama," kata Yosep A Paulus.

Dia menambahkan sesuai data yang diterima Dinas Peternakan Kabupaten Kupang jumlah kasus kematian babi semenjak ditemukan satu kasus penyakit ASF hingga saat ini sudah 88 ekor ternak babi yang mati.

Puluhan babi yang mati itu tersebar di Kecamatan Kupang Barat tiga ekor, Kecamatan Nekamese delapan ekor, Kecamatan Amarasi Barat empat ekor, Kecamatan Semau satu ekor, Kecamatan Kupang Tengah 43 ekor, Kecamatan Kupang Timur 24 ekor dan Kecamatan Takari lima ekor.

Baca juga: Disnak NTT : Sudah 233 Babi mati mendadak

Baca juga: Pemkab Flores Timur perkuat pengawasan pintu masuk cegah ASF

Baca juga: Pemkab Sragen sebut penyakit kulit berbenjol serang 821 sapi

 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023