Kami telah memutuskan untuk mengirimkan dua lagi peluncur roket berganda MARS II, termasuk 200 roket, ke Ukraina
Berlin (ANTARA) - Jerman akan memasok dua lagi peluncur roket berganda untuk Ukraina, kata Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht, Kamis (15/9).

"Kami telah memutuskan untuk mengirimkan dua lagi peluncur roket berganda MARS II, termasuk 200 roket, ke Ukraina," kata Lambrecht pada sebuah konferensi yang diadakan angkatan bersenjata Jerman, Bundeswehr.

Menhan Lambrecht mengatakan pelatihan bagi para personel Ukraina yang akan mengoperasikan persenjataan itu akan dimulai pada September.

"Selain itu, kami akan mengirimkan 50 kendaraan lapis baja pengangkut personel, Dingo, ke Ukraina," demikian diumumkan Menhan.

Baca juga: Ekonomi Jerman akan alami kontraksi pada 2023


Kendaraan lapis baja tersebut kerap dipakai oleh militer Jerman selama operasi militer NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) di Afghanistan.

Lambrecht juga mengatakan bahwa kesepakatan dengan Yunani dan Ukraina soal perputaran kendaraan petempur infantri (IFV) hampir selesai.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Jerman nantinya akan segera menyerahkan 40 Marder IFV kepada Yunani.

Sebagai imbalannya, Yunani akan mengirimkan 40 BMP-1 IFV buatan Soviet ke Ukraina.


Baca juga: Kereta muatan China-Eropa ke-10.000 tiba di Jerman

Pada Kamis, Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa Eropa harus membantu Ukraina dengan memasok tank-tank tempur karena Ukraina membuktikan bisa mempertahankan diri jika memiliki peralatan militer yang tepat.

"Kalau mereka mengatakan perlu tank-tank tempur, kita harus memenuhinya secara serius dan harus mengirimkannya kepada mereka," kata von der Leyen, Kamis, di Kiev. Ia dikutip surat kabar Bild.

Perdebatan meningkat soal apakah Jerman harus membantu Ukraina dengan mengirimkan tank tempur.

Jerman sejauh ini menolak tuntutan tersebut dengan mengatakan pihaknya tidak mengambil langkah seperti itu secara sepihak.


Sumber: Reuters


Baca juga: Presiden Xi gelar pertemuan kepala negara China, Rusia, dan Mongolia

Baca juga: Presiden Xi Jinping sebut China siap saling dukung dengan Rusia

 

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2022