Wellington (ANTARA News) - Para wanita Selandia Baru kini terpaksa bersikap tak terlalu selektif, dengan memilih pasangan yang lebih miskin dan kurang terdidik ketimbang mereka, akibat kelangkaan pria dari kelompok usia 20 hingga 49 tahun, sebuah suratkabar melaporkan Rabu. Ahli kependudukan Paul Callister mengemukakan kepada The Press dari Christchurch, terjadi kenaikan sebesar 10 persen dalam jumlah wanita berpendidikan tinggi yang menikah dengan pria dengan kualifikasi yang lebih rendah dan pekerjaan dengan gaji lebih murah dalam 20 tahun belakangan ini. Dengan terjadinya kelangkaan sekitar 33.000 hingga 53.000 pria dalam kelompok usia menikah tersebut, maka ada kekurangan pasangan dengan pendidikan dan status ekonomi yang setara, katanya, seperti dikutip DPA. Callister menjelaskan kecenderungan ini kemungkinan akan terus berlanjut akibat semakin banyaknya wanita yang lulus universitas dan memperoleh penghasilan lebih besar daripada pasangannya. Para wanita golongan ini juga akan bekerja lebih lama, namun sebaliknya pasangan mereka tinggal di rumah dan mengurus anak. Menurut Callister, merundingkan pengaturan kehidupan kerja dan pilihan perawatan anak boleh jadi akan menjadi soal yang lebih mendesak bagi kalangan pria Selandia Baru di masa mendatang. (*)

Copyright © ANTARA 2006