Jakarta (ANTARA) - Pejabat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menyatakan bahwa Program Kita Harus Belajar Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika atau Kihajar STEM mengasah kemampuan pelajar berkomunikasi hingga berpikir kritis.

"Penerapan model STEM dalam implementasi kurikulum Merdeka Belajar di sekolah-sekolah akan dapat mengasah keterampilan berkomunikasi, berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan berpikir komputasional," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemdikbudristek Jumeri.

Pada acara Pembukaan Program Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) dan Kihajar STEM Tahun 2022 yang diikuti secara virtual dari Jakarta, Rabu, ia mengatakan bahwa Program Kihajar STEM bisa meningkatkan mutu proses pembelajaran sekaligus membuat peserta didik merasa senang dan tertantang mengikuti kegiatan belajar.

Kihajar STEM merupakan wadah eksplorasi bagi peserta didik di sekolah dasar/madrasah ibtidaiah, sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiah, sekolah menengah atas/madrasah aliah, dan sekolah menengah kejuruan/madrasah aliah kejuruan untuk berpikir kritis dan kreatif, berkolaborasi, dan berkomunikasi dalam mengembangkan proyek berbasis STEM melalui pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemdikbudristek Muhamad Hasan Chabibie mengatakan, Kihajar STEM merupakan wadah eksplorasi bagi para peserta didik untuk menyelesaikan soal atau proyek berbasis Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika.

Menurut Hasan, pada penyelenggaraan Kihajar STEM 2021 total ada 10.038 tim beranggotakan 30.114 orang yang mendaftar menjadi peserta program.

Dia berharap para pelajar yang mengikuti Kihajar STEM 2022 bisa merasakan manfaat program yang ditujukan untuk membangun keterampilan berkomunikasi serta berpikir kritis dan kreatif.

Baca juga:
Kemendikbud: KIHAJAR bentuk apresiasi pada generasi "digital native"

Nadiem ajak para pendidik ikut PembaTIK untuk tingkatkan kompetensi TIK
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022