Jagungnya akan rusak. Tidak bisa dikeringkan karena masih terlalu muda. Sisanya tidak tahu mau diapakan.
Makassar (ANTARA News) - Ratusan penjual jagung di Kota Makassar yang menjajakan barang dagangannya untuk malam pergantian tahun 2011 ke 2012 mengalami kerugian sangat besar.

Seorang penjual jagung, Daeng Rate yang ditemui di Jalan Pettarani Makassar, Selasa, mengatakan rata-rata hasil penjualan dari 30 Desember 2011 (Jumat) sampai 1 Januari 2012 (Senin), hanya menutupi separuh dari modal.

Pedagang jagung asal Sogaya, Desa Juku Kanaya, Kecamatan Palangga, Kabupaten Gowa, itu baru mendapatkan penjualan Rp6 juta dari modal yang dibelikan jagung ke petani Rp11 juta lebih.

"Sudah pasti rugi, modalnya Rp11 juta lebih tapi baru Rp6 juta yang kembali. Saya siapkan 65 ribu buah jagung tapi baru 25 ribu lebih yang laku," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Daeng Rate satu-satunya penjual jagung yang masih bertahan di Jalan Pettarani sampai 3 Januari. Sementara penjual lainnya pulang membawa kerugian dan ada juga yang pindah ke lokasi lain karena digusur oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat.

Bapak dari dua anak ini mengaku terpaksa membeli jagung satu kebun penuh milik salah seorang petani di Kabupaten Takalar, karena tidak bisa jika hanya dibeli separuhnya.

Daeng Rate hanya bisa pasrah sembari berharap masih ada yang membeli jagung dagangannya, meski ia sadari tidak akan mungkin semua jagung habis karena pesta tahun baru telah berlalu.

"Jagungnya akan rusak. Tidak bisa dikeringkan karena masih terlalu muda. Sisanya tidak tahu mau diapakan," ucapnya.

Nasib serupa dialami, Rais Daeng Sewang yang baru mendapatkan hasil penjualan sekitar Rp3 juta dari Rp5 juta modal yang ia keluarkan untuk membeli jagung sebanyak 40 ribu buah di Takalar.

"Modal belum kembali, baru sekitar 20 ribu yang habis. Banyak teman-teman yang sudah pulang ke kampungya. Tadi ada teman di Sungguminasa (Gowa) mengembalikan jagung satu mobil," ucapnya.

Padahal pada pesta pergantian tahun 2010 ke 2011, warga Sulitangnga, Desa Babentengan, Kecamatan Bajeng, Gowa, hanya dalam satu hari menjual 20 ribu buah jagung.

Anjloknya penjualan jagung untuk pesta pergantian tahun di Makassar kali ini disebabkan hujan yang terus mengguyur kota ini dalam satu bulan terakhir, serta produksi jagung yang melimpah dari Kabupaten Takalar.

Sejak Jumat-Sabtu, para penjual rata-rata memasang harga Rp50 ribu per tandang atau 50 buah jagung, namun sehari kemudian harganya turun drastis menjadi Rp10-20 ribu saja, itupun sangat jarang yang mau membeli.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012