Denpasar (ANTARA News) - Pemulihan pariwisata Bali pascatragedi bom di Kuta dan Jimbaran, 1 Oktober 2005, sebenarnya lebih ditujukan untuk pariwisata Indonesia secara keseluruhan. "Pulihnya pariwisata Bali berdampak positif secara keseluruhan terhadap pariwisata Indonesia. Untuk itu dana pemulihan pariwisata Bali sebenar Rp67 miliar juga untuk promosi pariwisata daerah lainnya di Indonesia," Kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, di Sanur, Sabtu. Ia mengatakan, dana pemulihan pariwisata itu tetap dikelola oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, yakni Ditjen Pemasaran, namun realisasinya sesuai usulan dari Bali. Berbagai upaya telah dilakukan, antara lain promosi ke pasar potensial meliputi Australia, menyusul ke Jepang, Eropa dan China. Tim yang berangkat secara bergantian, baik dari Bali, Depbudpar maupun tim dari daerah lainnya di Indonesia. Selain itu juga mengundang media asing di negara-negara pasaran potensial, untuk berkunjung ke Indonesia, khususnya Bali dan setelah itu menyajikan informasi yang positif mengenai pariwisata Indonesia. "Informasi media massa, baik cetak maupun elektronik di negara pasaran potensial itu akan lebih dipercaya, ketimbang tim dari Indonesia yang langsung datang ke negara tersebut," kata Menteri Jero Wacik. Menteri Jero Wacik mengatakan, pihaknya juga telah menemui gubernur Bali Indonesia untuk membicarakan kemungkinan memberikan keringanan pembayaran bunga bank kepada pengusaha yang bergerak dalam bidang pariwisata. Keringanan pembayaran bunga bank dibicarakan sehubungan pariwisata Indonesia, khususnya Bali mengalami keterpurukan, pasca tragedi bom Kuta dan Jimbaran, 1 Oktober 2005.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006