Dengan alat ini (RVM), bisa membantu pekerja dan pengelola Monas agar tidak akan kerepotan untuk membersihkan sampah-sampah, termasuk sampah kemasan botol plastik.
Jakarta (ANTARA News) -  Perseroan Terbatas (PT) Danone Aqua akan memperkenal Reserve Vending Machine (RVM) untuk membuat masyarakat lebih peduli pada lingkungan. Mesin ini berfungsi menampung sampah berbentuk kemasan botol plastik.

"Kami akan memperkenalkan alat penampung sampah berupa kemasan botol plastik. Alat ini diimpor dari Korea Selatan dan alat penampung sampah kemasan botol plastik adalah yang pertama di Indonesia," kata pimpinan PT Danone Aqua, Parmaningsih Hadinegoro di kantornya, Gedung Cyber 2, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Senin.

Reserve Vending Machine (RVM) ini akan menjadi ikon gerakan "Green Indonesia"  yang dipelopori oleh Indonesia Bussiness Links (IBL). Gerakan Indonesia Hijau ini selain didukung PT Danone Aqua, juga Perum LKBN ANTARA dan PT Reksa Kencana serta perusahaan lainnya.

Lebih lanjut Parma mengemukakan bahwa masalah sampah sudah menjadi masalah besar di Indonesia, umumnya di kota-kota besar di Indonesia.

"Kehadiran alat ini adalah dalam rangka memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk mencintai lingkungan dengan tidak membuang sampah, utamanya kemasan botol di sembarang tempat. Dengan alat ini, diharapkan masyarakat bisa menanamkan rasa disiplin membuang sampah sejak dini," kata dia.

Perseroan Terbatas (PT) Danone Aqua akan memperkenalkan RVM kepada masyarakat pada tanggal 1-4 Desember 2011 pada acara Green Festival. "Kami mengambil momentum HUT Ke-50 Monumen Nasional (Monas). Dan, alat ini akan ditempatkan di Lapangan Monas pada tanggal 5 Desember 2011," katanya.

Dengan alat ini (RVM), kata Parma, bisa membantu pekerja dan pengelola Monas agar tidak akan kerepotan untuk membersihkan sampah-sampah, termasuk sampah kemasan botol plastik. Pengunjung biasanya tidak terlalu memperhatikan soal sampah dan mereka membuang sampah secara sembarangan. Sekaligus, PT Danone Aqua mencoba memberikan pendidikan kepada masyarakat.

Adapun cara kerja dari alat yang dilengkapi dengan monitor tersebut akan menerima sampah kemasan botol plastik yang benar-benar sudah kosong.

"Di luar negeri sudah ada alat tersebut. Keunikannya, kita bisa mengatur mesin agar bisa terima sampah kemasan botol plastik. Botol yang sudah kosong tapi masih ada airnya, maka akan ditolak. Di layar monitor yang dipasang pada alat itu akan disampaikan kepada masyarakat untuk mematuhi buang sampah," kata dia.

Parmaningsih menambahkan, target dari uji coba ini tidak lah terlalu muluk-muluk. Yang pasti, sambungnya, uji coba alat ini akan memberikan penyadaran kepada masyarakat bagaimana untuk tidak membuang sampah sembarangan.

"Mesin ini bermacam-macam tipe. Tapi karena kita bergerak bidang kemasan air, maka concern kita adalah mendatangkan mesin yang sesuai dengan produk yang kami hasilkan. Bagi kami, target yang dicapai dari uji coba ini tidak muluk-muluk. Masyarakat diharapkan bisa tertib membuang sampah. Kami juga belum berpikiran untuk menerapkan di tempat lain atau di mal-mal. Semua tergantung dari hasil uji coba yang akan dilakukan di Monas," kata Parmaningsih.

Selain melakukan uji coba alat tempat pembuang sampah kemasan botol, PT Danone Aqua  juga telah melakukan pembinaan terhadap pemulung yang merupakan ujung tombak dari masalah kebersihan.

Ia mengatakan, saat ini , pihaknya telah melakukan pembinaan kepada pemulung di beberapa kota seperti Denpasar, Bali, Aceh, Bandung, Jawa Barat, Pasuruan, Jawa Timur, dan Tanggerang, Banten.

"PT Danone Aqua saat ini melakukan pembinaan kepada pemulung dengan memberikan kemudahan, seperti menyediakan tempat untuk mengumpulkan hasil kerja mereka, memberikan identitas, atau KTP. Intinya adalah bagaimana pemulung yang sehari-hari memungut sampah bisa sejahtera. PT Danone Aqua juga memberikan pelatihan-pelatihan agar kelak bisa mandiri," kata Parmaningsih.

Danone Aqua sangat concern dengan masalah sampah kemasan plastik tersebut. Selain melakukan pembinaan terhadap pemulung, program lain yang dilakukan oleh PT Danone Aqua adalah menjadikan limbah sampah kemasan botol plastik itu untuk diolah dan dijadikan sebagai bahan tekstil dan diekspor ke Cina.

Reserve Vending Machine  seberat 450-500 kilogram ini dilengkapi dengan alat sensor benda guna menyeleksi botol dimasukkan plus monitor ukuran 32 inci berupa LCD monitor. (zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2011