Pusat tentu sudah mengatur jatah
Makassar (ANTARA) - Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr Arman Bausat mengatakan vaksinasi booster di Sulawesi Selatan masih terkendala stok vaksin sehingga pelaksanaannya belum begitu optimal.

Sejak ditentukan mulainya vaksinasi booster pada 12 Januari lalu hingga saat ini, Sulsel belum mendapat vaksin booster jenis Pfizer maupun AstraZeneca.

"Aplikasinya sudah terbuka, cuman masalahnya drop vaksinnya belum datang-datang. Vaksinnya itu Pfizer atau AstraZeneca, itu setengah dosis untuk vaksin booster," ungkap dr Arman di Makassar, Jumat.

Dinkes Sulsel telah menyampaikan permintaan vaksin untuk booster sejak pengumuman 12 Januari lalu, namun keterlambatan distribusi dari pusat diduga karena penyalurannya dilakukan secara bertahap, tergantung dari ketersediaan vaksinnya.

"Contoh pada vaksinasi anak-anak, enam kabupaten di Sulsel sudah diumumkan 4 Januari bisa vaksinasi, sementara vaksin baru datang pekan lalu, tanggal 13 Januari," ujar dr Arman.

Baca juga: Dinkes: Sulsel terima 64 ribu dosis vaksin untuk anak
Baca juga: KIPI Sulsel sebut kematian dua warga Bone tidak terkait vaksinasi

Ia menyebutkan bahwa pemberian vaksinasi booster akan diprioritaskan bagi kelompok lanjut usia (lansia) dan kelompok rentan seperti masyarakat yang memiliki penyakit kormobid karena dinilai antibodinya perlu ditingkatkan.

"Booster kan 18 tahun ke atas. Pusat tentu sudah mengatur jatah dan menentukan per kabupaten/kota. Kalau kami cuma meneruskan permintaan kabupaten/kota dan realokasi saja," ujarnya.

Saat ini, selain vaksinasi dosis 1 dan 2, Pemprov Sulsel juga menggenjot pelaksanaan vaksinasi bagi anak-anak usia 6-11 tahun yang terus digencarkan pelaksanaannya pada sekolah-sekolah dasar.

Dinkes mencatat hingga 18 Januari, capaian vaksinasi Sulsel pada dosis 1 yakni 75,74 persen dan dosis 2 46,97 persen dari total target sebanyak 7.058.141 orang.

Baca juga: 14 daerah di Sulsel belum capai target 70 persen vaksinasi

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022