Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden menyatakan pemerintah optimistis dapat mewujudkan angka pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2022 yang diproyeksikan Bank Dunia mencapai 5,2 persen.

Laporan Global Economic Prospect menyebutkan pertumbuhan ekonomi tersebut didukung permintaan yang kuat dari dalam negeri dan kenaikan harga komoditas.

"Pemerintah optimistis bisa mewujudkannya. Kunci utama tetap di pengendalian COVID-19," ujar Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Edy Priyono, dalam siaran pers di Jakarta, Senin.

Baca juga: KSP-Kemendikbud Ristek koordinasi surat kesediaan vaksin di sekolah

Menurutnya, sejauh ini pengendalian COVID-19 sudah berjalan dengan sangat bagus, baik dari sisi kasus, hospitalisasi, maupun angka kematian.

"Ini yang harus dipertahankan dan tetap waspada, termasuk di dalamnya pelaksanaan vaksinasi, "testing", "tracing", "treatment" , dan mendorong perilaku masyarakat agar patuh pada protokol kesehatan," tutur Edy.

Strategi lain, kata dia, pemerintah akan terus melanjutkan program perlindungan sosial melalui bantuan sosial maupun stimulus atau insentif, seperti subsidi bunga, penjaminan kredit, dan insentif pajak.

Baca juga: KSP : Penurunan "stunting" harus tepat sasaran dan berkelanjutan

"Langkah ini untuk menjaga daya beli masyarakat dan mempercepat pemulihan kegiatan berusaha," jelasnya.

Edy menambahkan yang tak kalah pentingnya adalah implementasi UU Cipta Kerja agar iklim investasi kondusif dan semakin meningkat sehingga bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi dan berdampak pada penciptaan lapangan kerja.

Baca juga: KSP Sejahtera Bersama diharap lancarkan proses pembayaran dana anggota
"Pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan atau daya beli masyarakat, " paparnya.

"Stabilitas ekonomi makro khususnya inflasi menjadi perhatian pemerintah. Karena itu sinergi pemerintah dengan otoritas moneter, yakni BI harus lebih baik," jelas Edy Priyono.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022