Kuala Lumpur (ANTARA) - Perusahaan Malaysia Kenaf Venture Global Sdn. Bhd. (KVG) dan PT Marco Kenaf Indonesia akan mendirikan perusahaan di Indonesia untuk membuka perkebunan tanaman kenaf (Hibiscus cannabinus).

Pendirian perusahaan dengan nama PT Kenaf Fiber Global (PT KFG) tersebut merupakan upaya untuk memperluas pasar kenaf di tingkat internasional.

Nota kesepahaman (MoU) pendirian PT KFG itu ditandatangani oleh Jazman Shahar Abdollah, Group Chief Executive Officer (CEO) KVG, dan Rusmin Lawin, Managing Director PT Marco Kenaf Indonesia, di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang pada Selasa.

Penandatanganan itu turut disaksikan oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia Penang, Bambang Suharto.

"Kami berkomitmen dalam pelaksanaan visi dan misi kami untuk memberikan manfaat kenaf kepada dunia," kata Jazman Shahar Abdollah.

Menurut Jazman, Indonesia merupakan wilayah yang ideal untuk mengembangkan bisnis kenaf karena merupakan iklim dan jenis tanahnya sesuai untuk budidaya kenaf.

"Kami juga berharap dapat menjadi bagian dari faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan negara berkembang menuju perbaikan,” kata dia.

Inisiatif tersebut, kata Jazman, akan menjadi faktor pendorong menuju konsep hijau dan berkelanjutan sesuai dengan mandat "UN Habitat".

Jazman menambahkan selain memberikan peningkatan di bidang sosial ekonomi, pendirian KFG juga dapat dianggap sebagai batu loncatan untuk pencapaian yang lebih besar dan berdampak positif bagi lingkungan.

"Sebagai ujung tombak penanam kenaf di Malaysia, kami juga bertujuan membantu masyarakat dan lingkungan di tingkat global dan kami mulai dengan Indonesia sebagai bangsa berikutnya setelah Malaysia," kata Jazman.

Pada kesempatan yang sama, Rusmin Lawin mengatakan selain memberi nilai tambah bagi perekonomian, industri kenaf juga mendorong konsep keberlanjutan serta ramah lingkungan.

"Kenaf menghasilkan bahan baku tidak saja untuk industri tekstil, namun juga untuk bahan bangunan serta industri otomotif dan lainnya. Industri kenaf yang bermula dari penanaman kenaf dinilai mampu membantu menekan emisi karbon dunia dan hal ini sejalan dengan agenda dunia untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat," katanya.

Rusmin mengatakan pilihan kepada Indonesia untuk menjadi mitra usaha di bidang ini merupakan keputusan tepat dengan mempertimbangkan kedekatan geografis, masyarakat, alam, dan pasar yang besar.

"KFG akan beroperasi pada tiga tingkatan yaitu upstream, midstream dan downstream. Secara khusus, tingkat hilir berfokus pada industri bangunan yang mencakup bahan bangunan seperti kenaf crete," katanya.

Dia mengatakan perkebunan dan pengolahan kenaf oleh KFG akan banyak dioperasikan dengan teknologi di seluruh tahapan.

"Ini merupakan inisiatif untuk membantu Indonesia menuju pengaktifan Revolusi Industri (IR) melalui praktik pertanian," katanya.

Konsul Jenderal RI di Penang Bambang Suharto mengatakan pendirian perusahaan ini juga melambangkan kerjasama kedua negara dalam merambah kepentingan bersama, khususnya dalam menjajaki dan mengembangkan pasar kenaf.

“Kami menyambut baik inisiatif KVG dalam mendirikan KFG untuk perluasan lahan menuju pengembangan industri kenaf. Upaya ini diharapkan bermanfaat bagi kedua bangsa, khususnya dalam mendukung kemajuan Indonesia menuju pembangunan sosial ekonomi dan Revolusi Industri di sektor pertanian," katanya.

Bambang mengatakan hal ini juga dipandang sebagai inisiatif untuk lebih mengembangkan industri kenaf kedua negara dalam upaya menjawab permintaan kenaf lokal dan global.

Permintaan dunia untuk produk kenaf terus meningkat di seluruh dunia. Industri kenaf mengikuti fleksibilitas integrasi industri serta merupakan produk ramah lingkungan yang berasal dari tanaman.

KFG, perusahaan di bawah Kenaf Venture Global Sdn. Bhd. (KVG), memproduksi kenaf dari perkebunan dan mengolah hasil panennya untuk menghasilkan serat dan inti alami.

KFG bertujuan untuk memelihara dan mempromosikan konsep keberlanjutan, terutama melalui penggunaan kenaf sebagai bahan bangunan.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022