Jakarta (ANTARA) - Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) dan GoTo Group kembali menggelar "Generasi GIGIH" 2022 sebagai wujud pengembangan talenta teknologi muda Indonesia yang sejalan dengan program Kampus Merdeka Studi Independen.

Program itu dirancang agar generasi muda dapat menjadi talenta teknologi yang mampu mengikuti industri teknologi yang berkembang pesat. Program itu juga diharapkan membantu mempercepat transformasi digital sekaligus menjadikan teknologi sebagai pembawa perubahan positif di Indonesia.

Baca juga: GoTo dan YABB salurkan bantuan kemanusiaan korban Semeru

Perubahan lanskap pekerjaan di masa mendatang tidak dapat dielakkan. Laju perubahan sangat cepat karena teknologi, baik pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah, maupun perkembangan perusahaan teknologi seperti Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial.

Kemampuan generasi muda untuk belajar ilmu baru menjadi sangat penting agar tidak ada kesenjangan antara tenaga kerja yang tersedia dengan permintaan dari industri.

"YABB yang merupakan bagian dari GoTo Group, dilahirkan untuk mendobrak batasan agar memberikan dampak yang mengakar dan berkelanjutan," kata Monica Oudang, Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa dalam keterangannya, Selasa.

"Selain kolaborasi dan pola pikir yang tepat, teknologi dan inovasi adalah unsur mendasar dalam setiap langkah kami termasuk dalam mewujudkan program Generasi GIGIH. Kami berharap, lulusan Generasi GIGIH akan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan mempunyai cara berpikir baru dalam memecahkan masalah, sehingga nantinya mereka bisa menjadi changemakers (pembuat perubahan),” kata dia.

Baca juga: Pandangan pakar hukum soal gugatan Rp24 triliun kepada Gojek

“Tahun lalu, hampir seribu peserta mengikuti proses belajar berjenjang melewati beberapa tahap penyisihan, dan bagi yang berhasil sampai ke tahap akhir dapat menjalankan magang di mitra industri kami. Kami bangga, 57 persen lulusan Generasi GIGIH tahap akhir tersebut mendapatkan tawaran langsung menjadi karyawan dari mitra industri. Kesuksesan Generasi GIGIH 1.0 ini memberikan kami sinyal untuk membuat dampak yang lebih besar lagi," lanjut Monica.

Generasi GIGIH merupakan program yang inklusif karena program ini tidak dipungut biaya dan terbuka untuk mahasiswa yang masih aktif di semester akhir serta lulusan dari SMK dan perguruan tinggi di Indonesia, tidak terbatas untuk jurusan atau ilmu terkait teknologi.

Di Generasi GIGIH 2.0, proses penyisihan di setiap tahap pembelajaran pun sudah ditiadakan sehingga setiap peserta punya kesempatan yang sama untuk mempraktikkan ilmu yang didapat di tahap akhir.

Sebagai jembatan menuju industri teknologi, Generasi GIGIH memberikan paket kompetensi yang lengkap dan terkini, kesempatan untuk mendapatkan pengalaman kerja, perubahan pola pikir yang tepat, dan kurikulum masa depan agar mampu menghadapi tantangan hari ini dan perubahan di masa yang akan datang.

Baca juga: GoTo dukung "cashless society" rilis QRIS di warung Mitra Tokopedia
Generasi GIGIH 2.0 (ANTARA/HO)


Muhammad Naufal sebagai lulusan Generasi GIGIH 1.0, menyatakan “Berkat Generasi GIGIH, saya bisa melewati proses seleksi di perusahaan unicorn impian dengan lancar. Sekarang saat sudah bekerja, saya semakin merasakan manfaat dari program ini. Karena kompetensi yang diberikan adalah ilmu teknologi yang fundamental, saya bisa mudah beradaptasi dengan bermacam-macam perangkat teknologi.”

Kompetensi yang diberikan Generasi GIGIH adalah kompetensi teknis dan non-teknis yang didesain oleh para pakar dari industri agar peserta menjadi talenta yang siap kerja sesuai kebutuhan industri.

Generasi GIGIH menyediakan tiga jalur pembelajaran teknis yang dapat dipilih berdasarkan aspirasi karir peserta, yaitu jalur backend engineer, frontend engineer, dan data analyst.

Baca juga: PT Terbit Financial persilahkan Gojek-Tokopedia tempuh jalur hukum

Setiap siswa yang ikut di jalur pembelajaran teknis manapun akan mendapatkan kompetensi softskill, yaitu mendapatkan kursus bahasa Inggris dan pelatihan kesiapan karir.

Yang unik, kelas Generasi GIGIH mengadopsi metode pembelajaran socratic dan flipped learning yang melatih peserta untuk memiliki pola pikir yang tepat dan kritis.

Melalui metode itu, peserta akan menjadi penentu kesuksesan untuk diri mereka sendiri. Selesai proses pembelajaran, para peserta Generasi GIGIH akan mempraktikkan pengetahuan yang didapat melalui program magang di mitra industri ataupun mengerjakan capstone project.

Monica menegaskan, “Agar Generasi GIGIH bisa memberikan dampak yang berarti dan luas, tentunya usaha ini tidak bisa kami lakukan tanpa kolaborasi dengan berbagai pihak. Untuk itu, Generasi GIGIH butuh peran serta dari individu dan perusahaan yang ingin bersaing di era digital, baik startup ataupun perusahaan yang ingin melakukan transformasi digital, dengan bergabung dalam aksi untuk mengubah ekosistem talenta teknologi di Indonesia.”

Generasi GIGIH membuka pendaftaran untuk peserta yang ingin menjadi talenta teknologi Indonesia sampai 23 Januari 2022. Sedangkan bagi individu yang sudah menjadi pakar teknologi bisa bergabung sebagai kontributor untuk membimbing dan berbagi ilmu dalam mengembangkan ribuan talenta teknologi. Bagi perusahaan/ startup, sebagai penggerak ekosistem digital Indonesia bisa bergabung menjadi mitra industri.

Generasi GIGIH yang didukung oleh GoAcademy, Tokopedia Academy, Kalibrr, dan Rumah Millennials, mengajak generasi muda untuk lampaui batasan dalam menentukan pekerjaan dan membuat perubahan. Kunjungi http://bit.ly/generasigigih2 untuk informasi lebih lanjut mengenai program ini ataupun langsung mendaftar.


Baca juga: Terkait gugatan GoTo, Pakar hukum sebut jenis mereknya berbeda

Baca juga: Digugat Rp2 triliun, GoTo akan hormati proses hukum yang berjalan

Baca juga: GoTo hadirkan konferensi virtual untuk UMKM bertajuk "Maju Digital"

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022