Mataram (ANTARA) - Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat melakukan proses identifikasi jaringan internasional yang berafiliasi dengan sindikat copet asal Jakarta di ajang World Superbike 2021 di Sirkuit Mandalika.

"Jadi siapa saja kelompok-kelompok dari jaringan internasional-nya itu (sindikat copet), kami petakan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB, Komisaris Besar Polisi Hari Brata, di Mataram, Senin.

Baca juga: Sindikat copet asal Jakarta susun rencana besar di ajang MotoGP 2022

Langkah itu dilakukan bersamaan dengan rangkaian penyidikan kasus pencurian dari dua kelompok copet asal Jakarta yang kini telah mendekam di Ruang Tahanan Polda NTB.

Ia pun memastikan, keterangan dari pemeriksaan dua kelompok copet beranggotakan delapan orang itu menjadi dasar polisi membuat skema dari jaringan kejahatan skala internasional tersebut.

Baca juga: Pencopet di ajang WSBK terungkap pernah beraksi di Sirkuit Sepang

"Jadi kegiatan ramai semacam MotoGP nanti, menjadi peluang mereka untuk beraksi. Itu yang kita antisipasi pada hari pelaksanaan dengan melakukan pemetaan. Kami petakan siapa saja kawan-kawannya," ujar dia.

Berdasarkan eksekusi dari upaya itu, dia pun memastikan akan melakukan giat pengamanan seperti di ajang WSBK pada November 2021. Sterilisasi kawasan dan menyebar personel berpakaian preman pada hari pelaksanaan, menjadi bagian dari antisipasi gangguan keamanan.

Baca juga: Polisi tangkap 4 anggota sindikat copet asal Jakarta di ajang WSBK

"Langkah yang sama seperti momentum WSBK itu yang akan kami lakukan pada hari pelaksanaan (MotoGP), sterilisasi dan sebar personel di tribun penonton," ucapnya.

Bahkan untuk lebih mematangkan situasi keamanan, dia telah meminta anggotanya dan seluruh jajaran reserse kriminal di tingkat Polres dan Polsek agar menciptakan kondisi keamanan dengan menggalakkan pengungkapan kasus kejahatan.

Baca juga: Polisi amankan dua orang diduga copet di tengah aksi unjuk rasa

"Jadi penekanannya ke kegiatan rutin kepolisian, yang normal, jadi ditingkatkan, yang biasa sehari ungkap satu, dua kasus, diminta untuk ditingkatkan, DPO-DPO itu juga, tangkap mereka. Itu yang kami tekan sampai ke bawah," kata dia.

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022