Jakarta (ANTARA News) - Menkes Siti Fadilah Supari dan Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali, Sabtu, melakukan kampanye makan baso dan mie di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan. Kampanye makan baso itu untuk menghilangkan ketakutan masyarakat terhadap kemungkinan masih beredarnya mie formalin dan baso daging tikus karena isu tersebu telah membuat bangkrutnya pedagang kecil. "Masyarakat tidak perlu takut untuk makan baso, mie basah maupun tahu, terutama di pedagang kecil karena pemerintah telah melakukan pengawasan yang ketat terhadap makanan tersebut dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi," kata Siti Fadilah Supari. Menurut Menkes, tidak semua pedagang baso menggunakan formalin. Jika ada hanya sebagian kecil saja dan itu pun sudah dilakukan tindakan tegas oleh aparat kepolisian terutama produsen besar. "Kami juga akan terus melakukan pemantauan terhadap peredaran formalin di pasaran," ujar menteri yang mengaku sejak lama hobi makan baso ini. Sementara itu Menegkop Suryadharma Ali menambahkan, dampak dari kekhawatiran masyarakat terhadap mie basah, tahu dan baso formalin serta daging tikus telah mengakibatkan pedagang kecil dan menengah terpuruk akibat menurunnya jumlah produksi maupun pembeli makanan tersebut. "Kami berharap kampanye ini dapat memulihkan usaha para pedagang kecil ini. Selain itu para pedagang juga punya komitmen untuk tidak menggunakan formalin karena mereka juga sadar mengembalikan kepercayaan masyarakat sangat sulit sehingga mereka tidak akan berani mencoba-coba," katanya. Dia menambahkan, dampak negatif baso dan mie formalin ini telah mengancam kehidupan ribuan tenaga kerja, karena jika sampai usaha mereka gulung tikar maka jumlah penganggur akan semakin meningkat. "Sekitar 20 persen dari UKM atau sekitar 8,6 juta unit pedagang bergelut pada usaha ini, dan selama ini mereka sudah cukup mandiri dengan usahanya ini. Lalu jika usaha mereka ini gulung tikar dapat dibayangkan berapa jumlah pengangguran yang akan muncul," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006