Jakarta TCWC terus melakukan pemantauan
Jakarta (ANTARA) - BMKG melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) mengidentifikasi peningkatan intensitas Suspek Area tersebut menjadi Bibit Siklon Tropis 97S.

"Bibit Siklon Tropis 97S mempunyai posisi pertumbuhan sistem di perbatasan Laut Timor- Laut Arafura sekitar selatan Kepulauan Tanibar atau tepatnya di 9.4LS 130.3BT," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan, bibit Siklon Tropis 97S memiliki tekanan terendah di pusatnya 1007 mb dan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 20 knot (36 km/jam).

"Berdasarkan pemodelan, diprakirakan sistem Bibit Siklon Tropis ini akan menguat dalam 24-48 jam ke depan peluang kategori Sedang - Tinggi untuk menjadi Siklon Tropis," ujarnya.

Baca juga: BMKG: Bibit siklon tropis Arafura berpotensi terbentuk saat Natal
Baca juga: Pemkot Kupang buka posko bencana antisipasi badai siklon tropis

Guswanto mengatakan peningkatan intensitas secara signifikan diprediksikan dapat terjadi sekitar hari Sabtu - Minggu dengan kecenderungan bergerak ke arah selatan hingga barat daya menuju ke arah perairan utara Australia.

Bibit Siklon Tropis tersebut tampak menjauhi wilayah Indonesia dan masuk ke wilayah tanggungjawab TCWC Australia.

"Dalam 48 jam ke depan Bibit Siklon Tropis 97S dapat memberikan dampak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia," ujar Guswanto.

Potensi tersebut diantaranya hujan sedang-lebat terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.

Kemudian angin kencang yang berpotensi terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.

Dampak pada tinggi gelombang 1.25 – 2.5 meter (Moderate Sea): Laut Sawu, Perairan Kupang - Pulau Rotte, Selat Ombai, Laut Flores, Perairan Kep.Selayar, Perairan selatan Baubau - Kep.Wakatobi, Laut Seram, Perairan selatan P.Buru - P. Seram, Perairan Kep.Letti - Kep.Babar, Perairan Fakfak - Kaimana - Amamapare, dan Perairan Yos Sudarso.

Kemudian berdampak pada tinggi Gelombang 2.5 - 4.0 meter ( Rough Sea ) : Laut Banda, Perairan Kep.Tanimbar, Perairan Kep.Kai, Perairan Kep. Aru, dan Laut Arafuru.

Baca juga: Bibit siklon 94B berpotensi hujan lebat di Aceh dan Sumut
Baca juga: BMKG imbau warga tidak panik dengan prakiraan siklon tropis di NTT

Untuk memperkuat informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrem di level daerah, UPT BMKG wilayah propinsi secara aktif melakukan diseminasi informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrem dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait.

"BMKG melalui Jakarta TCWC terus melakukan pemantauan perkembangan potensi sistem bibit siklon tersebut dan aktivitas dinamika atmosfer lainnya beserta potensi dampak cuaca ekstremnya," katanya.

Terkait dengan potensi cuaca ekstrem tersebut, BMKG mengimbau untuk menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak, menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya.

Selain itu mewaspadai potensi dampak seperti banjir/bandang banjir pesisir, tanah longsor terutama di daerah yang rentan. Stakeholder terkait dapat terus mengintensifkan koordinasi dalam rangka antisipasi bencana hidrometeorologi.

Terakhir untuk memantau perkembangan informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG melalui kanal informasi BMKG di laman web https://www.bmkg.go.id, media sosial (twitter, instagram, youtube) @infobmkg, aplikasi iOS dan android "InfoBMKG," atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Baca juga: BMKG: Efek siklon tropis Rai picu hujan lebat di sebagian Indonesia
Baca juga: BMKG: Waspada potensi hujan lebat disertai angin kencang

 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021