Ini adalah pasar rakyat atau pasar umum atau pasar tradisional termegah di Bali, bahkan di Indonesia
Gianyar, Bali (ANTARA) - Gubernur Bali I Wayan Koster didampingi Bupati Gianyar I Made Mahayastra, Sabtu, meresmikan Pasar Rakyat Gianyar, Bali, yang digadang-gadang sebagai termegah di Indonesia.

Dalam sambutannya, Gubernur Koster mengatakan pembangunan Pasar Rakyat Gianyar ini sangat baik.

"Arsitek bangunannya bagus sekali. Tampilannya juga sudah sesuai dengan peraturan Gubernur Bali di mana menggunakan aksara Bali di atas tulisan Pasar Rakyat Gianyar kemudian desain gedungnya telah menggunakan energi bersih ramah lingkungan dengan menggunakan panel surya. Ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2020 tentang Penggunaan Energi Bersih dari Hulu sampai Hilir," paparnya.

Untuk menunjang lingkungan hidup, Koster juga meminta para pedagang di Pasar Gianyar tidak menggunakan kresek atau plastik sekali pakai. Begitu pula dengan para pembeli agar membawa tas dari rumah.

Gubernur juga mengapresiasi kinerja Bupati Mahayastra yang menjaga keberadaan desa adat di Bali.

"Sebagai Gubernur saya memprioritaskan pembangunan kantor majelis desa adat (MDA) provinsi dan kabupaten/kota. Dari 10 kantor MDA, 9 milik kabupaten/kota dan 1 provinsi yang dibangun, semua menggunakan dana CSR dan satu-satunya yang menolak dibantu adalah Bupati Gianyar," ujar Koster.

Tak hanya kepeduliannya kepada desa adat, ia juga mengapresiasi kebijakan Bupati Mahayastra terkait biaya berobat gratis bagi masyarakat Gianyar terlebih lagi dengan diresmikannya Gedung Ayodya RSUD Sanjiwani akan menambah kenyamanan bagi masyarakat Gianyar yang sedang menjalani pengobatan.

Peresmian Pasar Rakyat Gianyar juga dirangkai dengan peresmian kantor MDA Kabupaten Gianyar, Gedung Ayodya RSUD Sanjiwani serta pengukuhan Sekar Pucuk Bang sebagai maskot Kota Gianyar.

Bupati Mahayastra mengatakan pembangunan pasar tradisional dengan anggaran mencapai Rp250 miliar.

"Ini adalah pasar rakyat atau pasar umum atau pasar tradisional termegah di Bali, bahkan di Indonesia jarang ada kepala daerah yang berani membangun pasar dengan anggaran Rp250 miliar, karena secara hitung-hitungan dia tidak akan menghasilkan apa-apa, secara hitung-hitungan tidak akan menambah PAD, namun di sini ada ribuan rakyat kecil yang mencari penghidupan yang harus kita prioritaskan itulah yang dinamakan ideologi Marhaenisme," ujar Mahayastra.

Pasar Umum Gianyar yang dibangun pada 1771 dan direnovasi pada 1994, telah menjadi ikon Kabupaten Gianyar dan sudah dikenal luas, baik dalam maupun di luar negeri.

Memperhatikan bangunan pasar yang sudah tua, dan kondisi bangunan sudah tidak layak, sehingga menyebabkan daya saing Pasar Umum Gianyar menjadi lemah. Maka, Pemerintah Kabupaten Gianyar mengambil kebijakan untuk merevitalisasi Pasar Umum Gianyar.

Dengan dilakukannya revitalisasi diharapkan Pasar umum Gianyar dapat memulihkan citra pasar umum dari kesan kotor, semrawut, bau, dan gersang menjadi pasar rakyat yang modern, bersih, tertib, nyaman, dan sejuk, serta lebih berdaya saing, selaras dengan tumbuh berkembangnya pasar modern. Terlebih lagi bisa menjadi ikon baru dan destinasi wisata belanja di Kota Gianyar.

Setelah dilakukan revitalisasi, Pasar Gianyar mampu menampung 1.643 pedagang di los, kios sebanyak 95 unit, dan toko sebanyak 143 unit. Bupati menekankan dalam pengundian nanti akan berlaku seadil-adilnya kepada seluruh pedagang.

"Hari ini diresmikan, awal Januari sudah ada pengundian terkait dengan tempat jualan Pasar Rakyat Gianyar ini. Para pedagang jangan khawatir kita akan berlaku seadil-adilnya saat pengundian nanti," pungkas Mahayastra.

Seusai peresmian, Gubernur Koster dan Bupati Mahayastra dan rombongan berkeliling melihat Pasar Rakyat Gianyar, Kantor MDA Kabupaten Gianyar, dan Gedung Rawat Inap RSUD Sanjiwani.

Baca juga: Bupati Gianyar beri dana bantuan untuk pedagang Pasar Blahbatuh
Baca juga: Jelang Hari Galungan, Pemkab Gianyar Gelar Pasar Tani
Baca juga: Gubernur Bali minta ada kepastian harga produk di pasar Sukawati

Pewarta: Adi Lazuardi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021