ujuan utama dari Rumah Peradaban adalah membumikan hasil penelitian arkeologi
Jakarta (ANTARA) - Balai Arkeologi (Balar) D.I. Yogyakarta  resmi meluncurkan  buku-buku pengayaan dan alat peraga pendidikan Rumah Peradaban Liyangan 2021 untuk memasyarakatkan hasil penelitian arkeologi Situs Liyangan.

"Kita tahu Rumah Peradaban Situs Liyangan itu sudah berjalan sejak awal tahun 2021 dan hari ini kita luncurkan buku dan alat peraganya," kata Kepala Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta Sugeng Riyanto dalam acara peluncuran yang dipantau virtual dari Jakarta, Rabu.

Rumah Peradaban sendiri adalah salah satu program prioritas nasional di lingkungan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan berbagai Balai Arkeologi yang ada di seluruh Indonesia.

Sugeng menjelaskan tujuan utama dari Rumah Peradaban adalah membumikan hasil penelitian arkeologi kepada masyarakat khususnya untuk dunia pendidikan. Hal itu membuat Rumah Peradaban memiliki tiga pilar utama yaitu destinasi pendidikan, buku pengayaan pendidikan dan alat peraga pendidikan.

Dalam acara hari ini telah diluncurkan buku pengayaan pendidikan berupa buku bergambar berjudul "Gunung Meletus! Belajar dari Situs Liyangan" dan animasi tentang Situs Liyangan. Ditampilkan juga hasil dari workshop fotografi dan desain poster yang dipajang di Pojok Rumah Peradaban Situs Liyangan yang bisa diakses virtual.

Situs Liyangan sendiri adalah kawasan pemukiman purbakala yang mencakup sisa bangunan, jalan, ladang dan berbagai artefak yang ditemukan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dan terletak di lereng timur Gunung Sindoro.

Ditemukan saat dilakukan penambangan pasir pada 2008, situs itu tertutup debu vulkanik sangat lama dan penelitian dari Balai Arkeologi Yogyakarta menyimpulkan situs itu adalah perdusunan dari masa Mataram Kuno dengan karakter yang kompleks.

Dalam kesempatan itu Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) I Made Geria menyatakan apresiasinya atas usaha Balai Arkeologi D.I. Yogayarkata untuk terus berimprovisasi mendayagunakan hasil penelitian arkeologi yang menyentuh kepentingan masyarakat.

Made Geria mendorong agar agar Pojok Rumah Peradaban di seluruh Balai Arkeologi untuk terus disosilisasikan kepada masyarakat untuk dikenal di tingkat nasional.

Selain itu, perlu ditambahkan berbagai topik utama untuk mendukung Rumah Peradaban menjadi sarana edukasi dan permasyarakatan hasil penelitian arkeologi.

"Seperti Situs Liyangan, bagaimana masyarakat beradaptasi terhadap alam dan lingkungan di kala terjadinya erupsi," jelasnya.
Baca juga: Balai Arkeologi Yogyakarta luncurkan Rumah Peradaban Situs Liyangan
Baca juga: Situs Liyangan perlihatkan cara masyarakat kuno adaptasi dengan alam
Baca juga: BPCB siap pugar batur halaman satu dan dua Situs Liyangan


 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021