Kami meminta BPBD aktif melakukan penyusuran sungai untuk mengidentifikasi potensi banjir yang kemungkinan terjadi
Kendari (ANTARA) - Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak dari fenomena alam La Nina yang diprediksi akan terjadi pada akhir Desember 2021.

Sulkarnain mengaku telah mengeluarkan imbauan waspada dampak fenomena La Nina bernomor 338/6556/2021 agar ditindak lanjuti oleh semua organisasi perangkat daerah (OPD) terkait hingga ke tingkat camat dan lurah.

"Seluruh Organisasi Perangkat Daerah  (OPD) terkait  meliputi Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial agar segera menyiapkan sumber daya menghadapi kemungkinan terburuk. Saya juga perintahkan ke lurah dan camat untuk berkoordinasi dengan BPBD dalam menyediakan jalur lokasi evakuasi," kata Sulkarnain di Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu.

Masyarakat Kota Kendari diminta siap siaga. Pasalnya, fenomena La Nina bisa memicu curah hujan tinggi yang mengakibatkan tanah longsor dan ancaman banjir.

Sulkarnain menuturkan telah menginstruksikan semua OPD terkait agar bergerak lebih cepat dalam siaga bencana serta mengantisipasi dampak yang ditimbulkan dari fenomena alam tersebut.

Dia meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari agar secara rutin berkoordinasi dengan instansi lainnya termaksud BNPB, BMKG, Basarnas dan TNI-Polri.

"Kami meminta BPBD aktif melakukan penyusuran sungai untuk mengidentifikasi potensi banjir yang kemungkinan terjadi pada badai La Nina," katanya.

Selain itu, Wali Kota juga meminta Dinas PUPR dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) untuk bersiap dengan peralatan kesiap siagaan, salah satunya alat berat dalam rangka mengantisipasi darurat bencana.

Dinas LHK ditugaskan memantau dan melakukan pemangkasan terhadap pohon-pohon pelindung yang rawan tumbang. Terutama yang berada pada jalan poros dan pemukiman warga.

Sebelumnya, Kepala Stasion Metereologi Maritim (Stamar) Kendari, Sugeng Widarko mengatakan telah mengeluarkan peringatan tentang adanya fenomena La Nina.

Dijelaskannya, fenomena alam ini disebabkan menurunya suhu permukaan laut atau Sea Surfece Temperature (SST), di bawah-0,5 derajat pada kedalaman 150 meter di daerah Pasifik bagian barat.

"Badai La Nina ini bisa memicu ancaman bencana banjir, tanah longsor, angin kencang," demikian Widarko.
Baca juga: Pemkot Kendari tetapkan nilai UMK sebesar Rp2,8 juta di 2022
Baca juga: Dinkes Kendari: 59 persen warga lansia sudah jalani vaksinasi COVID-19
Baca juga: Wali Kota Kendari minta masyarakat taati prokes cegah Omicron

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021