Bengaluru (ANTARA) - Harga emas naik tipis di perdagangan Asia pada Senin pagi, karena kekhawatiran atas dampak varian virus corona Omicron yang mungkin resistan terhadap vaksin mendukung daya tarik aset safe-haven logam mulia.

Di pasar spot eamas terangkat 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.793,72 dolar AS per ounce pada puku 02.01 GMT. Sementara itu, emas berjangka AS terdongkrak 0,4 persen menjadi diperdagangkan pada 1.793,20 dolar AS per ounce.

Varian virus corona Omicron menyebar ke seluruh dunia pada Minggu (28/11/2021), dengan kasus baru ditemukan di Belanda, Denmark dan Australia bahkan ketika lebih banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan untuk mencoba menutup diri.

Zona euro lebih siap untuk menghadapi dampak ekonomi dari gelombang baru infeksi COVID-19 atau varian Omicron, kata Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde.

Presiden Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic mengatakan pada Jumat (26/11/2021) bahwa ia berharap momentum ekonomi AS akan membawanya melewati gelombang pandemi berikutnya, dan mengatakan ia tetap terbuka untuk mempercepat laju penurunan pembelian obligasi bank sentral.

Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak membayar bunga.

Sementara itu, penjualan ritel Jepang naik untuk pertama kalinya dalam tiga bulan pada Oktober, meskipun kurang dari yang diharapkan, dan tren konsumsi swasta yang mendasarinya menunjukkan tekanan yang terus-menerus pada pemulihan ekonomi yang rapuh meskipun ada pelonggaran pembatasan COVID-19.

Permintaan emas fisik meningkat di pusat utama Asia minggu lalu dibantu oleh penurunan harga, dengan para dealer di India bersiap untuk kemungkinan lonjakan pembelian saat musim pernikahan meningkat.

Logam mulia lainnya di pasar spot, perak naik 1,1 persen menjadi diperdagangkan di 23,38 dolar AS per ounce. Platinum melonjak 2,3 persen menjadi diperdagangkan di 976,01 dolar AS per ounce, sementara paladium terangkat 2,7 persen menjadi diperdagangkan di 1.794,69 dolar AS per ounce.

Baca juga: Rupiah berpeluang menguat seiring meredanya kekhawatiran Omicron
Baca juga: Minyak kurangi kerugian akhir pekan, fokus penyebaran varian Omicron
Baca juga: Pasar uang pulih dari Omicron, analis ingatkan akan banyak volatilitas

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021