Jakarta (ANTARA) - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan beberapa hal positif pengendalian COVID-19 di luar negeri, seperti India, Filipina, Iran, dan Jepang dapat ditarik sebagai pelajaran.

“Agar penurunan kasus Indonesia dapat terus dipertahankan, dan kenaikan kasus yang mulai terjadi di beberapa daerah dapat segera dikendalikan," ujar Wiku dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan COVID-19 yang diikuti dari Jakarta melalui Youtube BNPB Indonesia, Kamis.

Pembelajaran tersebut, yang pertama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, meskipun dengan detail aturan yang berbeda-beda di setiap negara.

Baca juga: Satgas COVID-19 minta ada pengawas prokes di fasilitas publik

Belajar dari India, pembatasan aktivitas konsisten dilakukan meskipun kasus turun. Setelah turun, pembatasan ini, bahkan dilakukan pada periode perayaan keagamaan dengan membatasi interaksi sosial dalam lingkup satu rumah saja.

“Indonesia perlu berhati-hati dalam melakukan pembukaan bertahap mengingat sebentar lagi akan masuk ke periode Natal dan Tahun Baru,” katanya.

Belajar dari Filipina, pembatasan kegiatan masyarakat perlu dilakukan dengan segera begitu kasus menunjukkan kenaikan. Oleh sebab itu, pemerintah daerah dimohon untuk tanggap terhadap kondisi di daerah masing-masing utamanya daerah yang kasusnya mengalami kenaikan. “Mohon segera melakukan upaya pengendalian kasus sebelum terlambat,” kata dia.

Yang kedua, peningkatan cakupan vaksinasi dosis lengkap juga dilakukan oleh keempat negara tersebut. Di Jepang, bahkan sudah berhasil mencapai 70 persen dari populasi, sementara Iran berhasil mencapai 50 persen dari populasi.

Upaya pemerintah dalam peningkatan cakupan vaksinasi, seperti di India, vaksinasi dilakukan dari rumah ke rumah.

Di India, meskipun cakupan vaksinasi dosis lengkap mencapai 30 persen, penurunan kasus bertahan. Salah satunya karena pada saat loncatan kasus beberapa waktu lalu, 70 persen masyarakatnya telah terinfeksi COVID-19, sehingga telah terbentuk kekebalan alami.

Baca juga: Presiden Duterte ancam jebloskan ke penjara warga yang tolak divaksin

Di Filipina, cakupan vaksinasinya juga baru mencapai 39 persen, namun dengan kebijakan penguncian wilayah yang diterapkan selama kurang lebih 20 bulan, kasus COVID-19 dapat ditekan dan bertahan dalam waktu lama.

Yang ketiga, penerapan disiplin protokol kesehatan, kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat beserta dampaknya dalam kondisi ekonomi. Kemudian strategi vaksinasi, meskipun dapat menghindarkan kematian dan keparahan gejala, tetap tidak bisa menghindarkan penularan.

Oleh sebab itu, disiplin protokol kesehatan adalah cara yang mudah, murah dan efektif untuk mencegah naiknya kasus dan harus terus mengiringi strategi pengendalian lainnya.

Kebijakan tersebut diberlakukan pada keempat negara terutama pada penggunaan masker yang masih menjadi kewajiban. Di Filipina, penerapan protokol kesehatan, bahkan disertai dengan sanksi dengan bantuan pengawasan oleh tentara dan polisi.

Baca juga: Menkes imbau masyarakat tetap waspada dan tidak abai prokes

Baca juga: Ketua Umum IDI minta pemerintah perketat pintu masuk Indonesia


Terakhir, upaya testing dan tracing yang juga terus dimasifkan di India. Kebijakan tersebut juga diterapkan termasuk pada orang yang tidak bergejala.

“Dari pembelajaran di atas, penting bagi Indonesia untuk dapat mengamati penanganan COVID-19 yang berhasil di negara lain,” ujar Wiku.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021