Jakarta (ANTARA) - Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan pemerintah sedang membuat peta jalan penanganan penyakit esensial selain COVID-19.

"Ini penting, kita berkonsentrasi di COVID-19 padahal banyak penyakit-penyakit yang juga berpotensi menimbulkan KLB (kejadian luar biasa)," kata Maxi dalam webinar "Masukan Peta Jalan Pengendalian COVID-19" yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, persiapan menghadapi potensi KLB dari penyakit esensial seperti difteri dan campak yang mulai menyebar di beberapa daerah Indonesia perlu segera dilakukan. Apalagi selama dua tahun pemerintah berfokus menangani COVID-19 sehingga vaksinasi untuk penyakit esensial lain tidak dilakukan dengan baik lantaran beberapa posyandu tutup.

Baca juga: Vaksinasi jadi upaya pengendalian influenza terutama pada masa pandemi "Petugas-petugas yang seharusnya melakukan imunisasi untuk penyakit-penyakit esensial lain dua tahun ini cakupannya rendah. Apalagi kalau sampai tahun ketiga, kita tinggal tunggu KLB-KLB pada tahap berikut," ucapnya.

Pemerintah pun akan terus memperkuat sistem kesehatan, termasuk penerapan protokol kesehatan di tengah penyebaran COVID-19 yang masih berlanjut.

Menurut Maxi penerapan protokol kesehatan masih menjadi andalan untuk mencegah penyebaran varian COVID-19 terbaru. Pemerintah juga akan terus memastikan tempat tidur di rumah sakit dan tabung oksigen tersedia untuk mengantisipasi gelombang ketiga akibat penyebaran COVID-19 varian baru.

"Terapi melalui isolasi mandiri terpusat pun terus diperkuat. Saya kira kita termasuk hebat karena isolasi ini pentaholik dimana semua terlibat, BNPB, pemerintah desa, kelurahan, dan kecamatan masing-masing dikelola berjenjang dari bawah," ucapnya.

Uji klinis terhadap vaksin COVID-19 dan obat-obatan penyembuh juga akan terus dilaksanakan. Tidak hanya tersedia, vaksin COVID-19 dipastikan terdistribusi dengan baik.

"Kami sudah menyiapkan vaksin apa saja yang akan masuk untuk memenuhi kebutuhan 420 juta dosis vaksin bagi 208 masyarakat yang ditarget menerima vaksin sampai Januari. Termasuk kita sudah merancang bagaimana melakukan booster di awal tahun depan," imbuh Maxi.

Baca juga: Kemenkes: Sikap pilih merek vaksin memperlambat laju vaksinasi
Baca juga: Wamenkes: Inovasi diperlukan untuk mencapai Indonesia sehat
Baca juga: Kemenkes: Check in PeduliLindungi penting untuk pelacakan COVID-19


Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021