Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Canberra menerima kunjungan Atase Pendidikan dan Penelitian Kedubes Australia di Jakarta, Han Xiao Zhang, untuk membahas potensi peningkatan kerja sama di sektor pendidikan dan memperkenalkan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.

Wakil Duta Besar KBRI Canberra, Mohammad Syarif Alatas, yang menyambut kedatangan Han dan timnya pada Selasa, menyampaikan hubungan Indonesia dengan Australia di sektor pendidikan telah terjalin dengan baik.

Kelanjutan kerja sama bidang pendidikan diharapkan membawa makin banyak pertukaran pengetahuan dan teknologi demi kemajuan kedua negara.

Menurut Syarif, saat ini ada sekitar 13 ribu mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Australia. Namun, 3.950 di antaranya masih belum bisa masuk ke negara itu karena penutupan perbatasan Australia selama pandemi COVID-19.

“Namun dengan perkembangan penanganan COVID-19 saat ini, saya optimis tahun 2022 perbatasan akan kembali dibuka untuk mahasiswa Indonesia,” kata dia dalam siaran pers dari Atdikbud KBRI Canberra.

Syarif menyampaikan harapannya agar ke depan Australia dapat mendirikan sekolah vokasi di Indonesia guna meningkatkan kualitas pekerja terampil di Indonesia.

“Selain itu, perlu kerja sama pelatihan, khususnya bagi bidang-bidang yang penting untuk pembangunan di Indonesia,” tambah Syarief.

Baca juga: Atdikbud KBRI: Ada kesenjangan penelitian dengan kebutuhan industri

Dalam kesempatan itu, Han menyampaikan ketertarikannya atas kerja sama di bidang pendidikan bersama Indonesia.

“Kami juga ingin diskusi tentang beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam hubungan kerja sama Australia-Indonesia dalam bidang pendidikan dan penelitian,” kata Han.

Dia menyatakan negaranya akan terus memfasilitasi sektor pendidikan para mahasiswa Indonesia.

“Saya harap, saya bisa segera ke Jakarta dan melaksanakan tugas saya meningkatkan kerja sama pendidikan dan penelitian. Australia terus akan memberikan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar di Australia. Saya juga akan memfasilitasi kegiatan pertukaran pelajar dan aktivitas mobilitas internasional lainnya,” kata Han.

Pada pertemuan itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Canberra, Mukhamad Najib, turut mempromosikan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) kepada delegasi Han.

“Salah satu implementasi MBKM adalah mahasiswa didorong belajar di kampus lain, termasuk kampus luar negeri. Kemendikbudristek menyediakan beasiswa khusus untuk mobilitas internasional yang disebut Indonesia International Mobility Award (IISMA) bagi mahasiswa Indonesia yang berminat mengambil kuliah selama satu semester di luar negeri,” kata dia.

Perguruan tinggi di Australia yang dipilih Pemerintah Indonesia sebagai tujuan IISMA pada 2022 adalah Australian National University dan Melbourne University.

Baca juga: KBRI Canberra gelar seminar batik warisan budaya
Baca juga: Kemendag-KBRI Canberra fasilitasi kerja sama pebisnis RI-Australia


Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021