Kupang (ANTARA) - Tokoh agama di Nusa Tenggara Timur (NTT) menilai bahwa penerapan protokol kesehatan yang ketat dapat atau mampu mencegah masuknya gelombang tiga COVID-19 di Indonesia khususnya di NTT.

"Hal utama yang harus diperhatikan adalah tetap menaati protokol kesehatan, sehingga tidak mudah terpapar COVID-19," kata Ketua Nahdlatul Ulama NTT Pua Monto Umbu Nay menanggapi pernyataan Satgas COVID-19 setempat yang memeringatkan masyarakat akan gelombang ketiga COVID-19 di Kupang, Minggu.

Baca juga: Kapolri apresiasi tokoh lintas agama bantu percepat vaksinasi di NTT

Sebab, peningkatan kasus COVID-19 saat ini mulai terlihat pada 1 November, dengan peningkatan kasus dari 403 kasus aktif menjadi 801 kasus.

Satgas COVID-19 mengkhawatirkan jangan sampai Indonesia mengalami lonjakan kasus dan menjadi gelombang ketiga kasus tersebut.

Umbu menilai bahwa selain prokes yang ketat, percepatan vaksinasi COVID-19 juga perlu dipercepat. Ia menyakini jika ada kasus baru di Indonesia, dikhawatirkan pada awal 2022 kasus COVID-19 akan meningkat di NTT.

"Ya kita tahu sendiri tahun lalu saat pandemi masih tinggi kasusnya, banyak masyarakat yang merasa dikekang dan tak bisa keluar rumah merayakan Natal dan Tahun Baru," ujar dia.

Baca juga: Pemkot Kupang gencarkan vaksinasi COVID-19 cegah gelombang 3

Baca juga: Dinkes NTT sebut lima kabupaten capaian vaksinasinya sangat rendah


Pada tahun ini masyarakat sudah merasa aman, karena kasus semakin turun dan kesempatan untuk berkumpul pasti terbuka.
"Karena itu kami harapkan masyarakat yang belum vaksin segera divaksinasi, karena dikhawatirkan akan muncul kasus baru," tambah dia.

NU, ujar dia, selama ini selalu memberikan imbauan kepada umat Muslim untuk menaati prokes dan menerima suntikan vaksin karena sampai saat ini NTT masih rendah angka vaksinasinya.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021