Jakarta (ANTARA) - Atase Pendidikan dan Budaya Kedutaan Besar RI di Canberra, Mukhamad Najib, menekankan pentingnya faktor kebaruan dan kebermanfaatan dalam sebuah riset akademik, saat memberikan kuliah umum di Universitas Jember secara gabungan, daring dan luring, pada Kamis (4/11).

Dalam keterangan tertulis KBRI Canberra yang diterima di Jakarta, Jumat, dikatakan bahwa kuliah umum tersebut digelar oleh Fakultas Ilmu Sosial dan llmu Politik Universitas Jember dan mengangkat tema “Peningkatan Kualitas Tugas Akhir Mahasiswa Program Pascasarjana”.

Menurut dia, kontribusi dalam bentuk kebaruan dan kebermanfaatan itu menjadi elemen penting dalam publikasi jurnal berkualitas, sebagai salah satu syarat kelulusan program magister dan doktorat di Indonesia

Dia menekankan bahwa faktor tersebut akan memastikan hasil penelitian tak hanya berhenti di penyimpanan saja, namun dapat memberikan kontribusi, baik secara konsep maupun secara praktik dalam bidang yang diteliti.

“Seorang peneliti telah mengeluarkan waktu, tenaga, dan biaya, yang mungkin tidak sedikit dalam melakukan penelitian, sehingga sedapat mungkin penelitian yang dilakukan harus mampu menjawab permasalahan dengan baik, sehingga hasil penelitian memiliki kebermanfaatan yang besar,” ujar Najib, dalam paparan materinya yang berjudul “Memetakan Riset Menemukan Novelty”.

Dalam gelaran tersebut, dia juga sempat berbagi ilmu terkait bagaimana memetakan riset dan memahami ragam kebaruan dalam penyusunan disertasi maupun tesis. Adapun bagi dosen, diharapkan kegiatan tersebut dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam melakukan riset yang berkualitas.

Ketua pelaksana acara Wheny Kristianto mengatakan bahwa mahasiswa seringkali mengalami kesulitan dalam melakukan pemetaan riset dan menemukan kebaruan yang menarik dalam penelitian disertasi, karena lemahnya pengetahuan dan pemahaman terkait bagaimana melakukan pemetaan dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk riset disertasi.

Selain dihadiri oleh mahasiswa pascasarjana, acara tersebut juga dihadiri oleh dosen, guru besar dan jajaran pimpinan di lingkungan FISIP serta para pengelola program studi di lingkungan Universitas Jember.

Wheny pun menjelaskan bahwa acara tersebut dilaksanakan selama tiga hari, dengan target luaran berupa terkumpulnya 32 peta riset dan potensi kebaruan yang ditulis oleh mahasiswa pada akhir acara.

Baca juga: KBRI Canberra gelar seminar batik warisan budaya

Baca juga: Temui Atdikbud, BBI Canberra ungkap tantangan promosi Bahasa Indonesia

Baca juga: Atase KBRI Canberra: Manusia Indonesia harus kreatif, solutif

 

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021