Jakarta (ANTARA) - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Madiun dalam menyelenggarakan market consultation untuk menawarkan investasi proyek pembangunan Alat Penerangan Jalan (APJ) Kabupaten Madiun,  pada 26 Oktober 2021.

Kegiatan market consultation bertujuan untuk menyampaikan perkembangan proyek KPBU Pembangunan APJ Kabupaten Madiun agar diketahui para calon investor dan pihak terkait lainnya seperti perbankan dan lembaga keuangan.

"Saya harap acara ini memberikan peluang bagi calon investor, pihak yang terkait dalam acara, dan juga pihak pemerintah Madiun untuk melakukan diskusi bersama demi merealisasikan kegiatan promosi peluang investasi di Kabupaten Madiun," kata Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Proyek Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Pembangunan APJ Kabupaten Madiun yang akan ditawarkan kepada calon investor meliputi pembangunan 7.400 titik APJ di sepanjang 299,6 km yang terdiri dari Jalan Nasional (70,4 km), Jalan Kabupaten (221,7 km), dan Jalan perkotaan Caruban (7,5 km).

Proyek itu bertujuan mendukung pusat pemerintahan dan pusat perekonomian baru di Caruban, membangun ekonomi di Kawasan Strategis Selingkar Wilis (berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 80/2019) yang memiliki potensi investasi, serta memberikan keamanan, kenyamanan pengguna jalan dan aktivitas sosial masyarakat.

Bupati Madiun H. Ahmad Dawami menyampaikan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan investasi yang berorientasi terhadap pemerataan pembangunan di wilayah Kabupaten Madiun, salah satu upaya yang didorong adalah melalui pembangunan infrastruktur.

Sejalan dengan upaya tersebut, Kabupaten Madiun melakukan pembangunan dan investasi yang terbuka melalui KPBU APJ yang saat ini sudah memasuki tahap market consultation.

"Kami akan melaksanakan kewajiban menjaga investasi yang sudah ditanam di Kabupaten Madiun. Segala sesuatu sudah kita hitung, ketika sudah deal, sudah kita persiapkan. Ketika butuh penjelasan secara detail perencanaan saya akan persilahkan," ujar Ahmad.

Proyek itu menggunakan skema Design-Build-Finance-Operate-Maintain-Transfer (D-B-F-O-M-T) dengan nilai capital expenditures (CAPEX) sebesar Rp90 miliar (termasuk insurance, indirect cost/IDC, financing fees) dan nilai operating expenses (OPEX) sebesar Rp1,4 miliar per tahun.

Ada pun mekanisme pengembalian investasi proyek melalui pembayaran ketersediaan layanan/availability payment sebesar Rp20,8 miliar per tahun (termasuk PPN) dan jangka waktu kerja sama selama 11 tahun (termasuk masa konstruksi selama satu tahun).

Kegiatan market consultation diikuti oleh lebih dari 40 perusahaan yang berasal dari perusahaan swasta dan BUMN di bidang konstruksi, konsultan, lembaga keuangan, organisasi internasional, pengembang, dan perusahaan manufaktur sistem penerangan, baik dari dalam maupun luar negeri.

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021