Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah menghadirkan dua aplikasi yakni GoLantang (Go Lansia Tangguh) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Satyagatra (PPKS Satyagatra) untuk membantu para penduduk lanjut usia (lansia) menjadi lansia yang tangguh dan berkualitas di masa pandemi COVID-19.

“Untuk menjawab tantangan ini, maka diperlukan aplikasi yang dapat membantu, sehingga kita tetap terus bisa hadir dalam rangka mewujudkan lansia tangguh,” kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti dalam webinar Digital Equity for All Ages yang diikuti di Jakarta, Kamis.

Menurut Nopian, kedua aplikasi tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan para lansia karena memiliki berbagai jenis fitur untuk melakukan konsultasi terkait permasalahan lansia dan keluarga, juga kesehatan lansia itu sendiri.

Baca juga: BKKBN: Jumlah warga lansia bertambah 1,2 juta dalam satu tahun

Pada aplikasi pertama, Nopian mengatakan GoLantang adalah aplikasi yang dapat digunakan untuk mewujudkan lansia tangguh dan berkualitas, yang dikembangkan dengan menggunakan dua platform yakni berbasis web dan mobile serta dapat diunduh melalui aplikasi playstore.

Di dalam aplikasi itu, kata dia, terdapat fitur yang dapat mensosialisasikan program Bina Keluarga Lansia (BKL), memuat artikel-artikel terkait lansia dan menyediakan indikator kesehatan yang dapat digunakan sebagai perhitungan kesehatan bagi lansia secara personal.

GoLantang juga memiliki fitur untuk para lansia melakukan konsultasi dan pengaduan seperti live chat. Fitur tersebut dibuat untuk memudahkan lansia dalam berkonsultasi, menjadi salah satu sumber informasi yang terpercaya bagi lansia, menghemat biaya juga dapat digunakan sebagai tolak ukur kinerja pihaknya karena adanya pemberian rating.

Selain live chat untuk konsultasi dan pengaduan, BKKBN juga memasukkan fitur admin live chat, pengelolaan pengaduan, kalkulator kesehatan antara lain seperti indeks kebahagiaan, tingkat difabel dan tingkat demensia serta adanya pengelolaan konsultasi.

Lebih lanjut, Nopian menjelaskan bahwa PPKS Satyagatra merupakan sarana komunikasi yang efektif bagi keluarga dan masyarakat untuk berkonsultasi dan berdiskusi dalam memperoleh informasi mengenai permasalahan atau pengelolaan keluarga.

Nopian menuturkan, Satyagatra dibuat dengan tujuan menyediakan suatu aplikasi yang terintegrasi bagi para lansia untuk menyediakan pelayanan informasi, konsultasi dan konseling secara online melalui delapan fungsi pelayanan PPKS yang dibutuhkan masyarakat.

PPKS Satyagatra menyediakan aplikasi untuk memfasilitasi data, pencatatan dan pelaporan sebagai bahan monitoring dan evaluasi, serta sebagai media promosi kegiatan dan pelayanan PPKS.

Baca juga: Kepala BKKBN: Penambahan 4.000 penyuluh KB disetujui Presiden

Aplikasi tersebut memiliki delapan pelayanan PPKS, yakni pelayanan data dan informasi, konsultasi dan konseling bagi keluarga balita dan anak maupun konsultasi dan konseling keluarga remaja dan remaja.

Nopian melanjutkan, Satyagatra juga dilengkapi dengan fitur pelayanan untuk melakukan konsultasi dan konseling saat pra nikah, konsultasi dan konseling terkait kesehatan reproduksi dan KB juga konsultasi dan konseling bagi keluarga harmonis.

“Kemudian konsultasi dan konseling keluarga lansia dan lansia serta pemberdayaan ekonomi keluarga. Ini dapat diakses melalui aplikasi web maupun aplikasi mobile android,” kata dia menjelaskan pelayanan lainnya.

Satyagatra, mengatakan, selain dapat diakses secara mudah oleh keluarga maupun masyarakat juga merupakan aplikasi terjamin yang dapat menjaga kerahasiaan serta menghormati hak-hak kliennya.

Ia juga meminta supaya semua pihak dapat mensosialisasikan kedua aplikasi itu untuk membantu para lansia memiliki hidup yang berkualitas dan pihaknya tetap dapat memberikan pelayanan meski dalam berbagai keterbatasan akibat COVID-19.

“Oleh karena itu, tolong disosialisasikan (kedua aplikasi ini) kepada lingkungan sekitar kita. Terutama kaum lansia yang sangat-sangat perlu ini di tengah masa pandemi COVID-19,” ucap dia.

Baca juga: Usia 21 hingga 35 merupakan waktu ideal untuk menikah dan hamil

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021