Jakarta (ANTARA) - Penyebab kanker payudara hingga saat ini belum diketahui secara pasti tapi sangat bergantung pada hormon estrogen yang ada di dalam tubuh, kata dokter spesialis bedah onkologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Bob Andinata Sp.B(K) Onk.

Meski demikian, lanjut dr. Bob, kanker payudara dapat dicegah dengan memperhatikan dan memahami faktor resiko serta melakukan skrining dan deteksi dini.

Baca juga: Dokter ingatkan pentingnya skrining dan deteksi dini kanker payudara

"Kita sulit mencegah kanker payudara, tapi kita bisa nememukannya pada stadium awal. Pasca menjalani treatment yang tepat, maka angka kesembuhannya akan tinggi," ujarnya beberapa waktu lalu.

Faktor risiko

Faktor risiko kanker payudara terbagi menjadi dua, yaitu faktor risiko yang dapat diubah dan tidak dapat diubah

Faktor risiko yang tidak dapat diubah, kata dr. Bob, jika penderita adalah wanita, berusia lebih dari 50 tahun, memiliki keluarga dengan riwayat kanker, mengalami menstruasi pertama di bawah 12 tahun, dan menopause di atas 55 tahun.

Sementara faktor risiko yang dapat diubah adalah tidak menikah, tidak punya anak, tidak menyusui, penggunaan kontrasepsi hormonal selama 10 tahun terakhir, dan obesitas.

Meski kebanyakan penderitanya adalah kaum wanita, dr. Bob mengatakan, kanker payudara juga bisa dialami kaum pria.

"Kanker payudara pada pria itu ada sedikit keganjilan untuk penyebabnya. Biasanya penyebabnya pada pasien yang obesitas dan mungkin ada kerusakan dari testis. Jadi seringkali pasien kanker payudara pada pria itu kami periksa juga testisnya," kata dr. Bob.

Sementara itu, spesialis onkologi radioterapi dari FKUI dr. Ade Margaretha L. T Sp.Onk.Rad menambahkan bahwa faktor risiko lain yang dapat diubah adalah kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, dan diet yang tidak tepat.

Baca juga: 80 persen wanita salah pilih ukuran bra

Baca juga: Dokter: Kanker payudara dapat terjadi pada pria dan bisa lebih ganas

 

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021