contoh nyata pelaksanaan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Jakarta (ANTARA) - Program Kampung Iklim (Proklim) yang menjadi contoh nyata pelaksanaan adaptasi mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak mampu berkontribusi menurunkan emisi 761.445,1 ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e)

"Berbagai aksinya yang menunjukkan hasil nyata antara lain meningkatkan ketahanan pangan di tapak, konservasi tanah dan air, serta penghematan atau konservasi energi. Selain itu kegiatan di berbagai lokasi Proklim telah memberikan kontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam penutupan Festival Iklim 2021 secara daring diikuti di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, hasil perhitungan pada 312 lokasi Proklim yang telah diverifikasi di 2021 dengan aplikasi Spektrum mencatat penurunan emisi 761.445,1 ton CO2e.

"Proklim merupakan contoh nyata pelaksanaan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang sekaligus memberi manfaat kesejahteraan masyarakat dan pengurangan risiko bencana dampak perubahan iklim," ujar dia.

Karenanya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan penghargaan dan apresiasi bagi masyarakat yang telah melaksanakan aksi nyata menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui Proklim.

Baca juga: Elemen adaptasi perubahan iklim jadi pembeda NDC Indonesia
Baca juga: KLHK tingkatkan peran masyarakat untuk mitigasi perubahan iklim


Penghargaan juga diberikan kepada pemerintah daerah yang melakukan pembinaan dan pendampingan masyarakat, juga pihak-pihak yang mendukung pembangunan dan pengayaan aksi di lokasi Proklim.

Termasuk bagi kementerian dan lembaga, dunia usaha, akademisi, perguruan tinggi, organisasi masyarakat non-pemerintah, lembaga keuangan dan mitra pembangunan, ujar Siti.

Untuk itu, KLHK memberikan penghargaan Proklim berupa tropi Proklim Lestari untuk tujuh lokasi, tropi Proklim Utama untuk 54 lokasi, piagam apresiasi pembinaan Proklim pada tujuh provinsi, delapan kota, dan 23 kabupaten. Selain itu, piagam apresiasi pendukung Proklim diberikan pada sembilan perusahaan, serta sertifikat Proklim Utama diberikan untuk 198 lokasi.

Siti mengatakan Proklim akan terus diperkuat dengan menggerakkan seluruh potensi untuk mencapai target yang ditetapkan, yakni membentuk 20.000 Kampung Iklim pada 2024.

"Akan dikembangkan juga Proklim di desa konservasi, desa peduli api, desa peduli gambut, kelompok hutan sosial mangrove, Adiwiyata Ramah Lingkungan, desa santri, ekoriparian, 'smart villages', kelompok seni dan entertainment dari semua aktivitas dan binaan kementerian dan lembaga maupun aktivis," ujar dia.

Baca juga: Jawa Tengah borong penghargaan Proklim 2021 dari KLHK
Baca juga: 10 kampung di Surabaya raih penghargaan Proklim dari KLHK


Saat ini, Siti mengatakan peta jalan Proklim 20.000 sedang disiapkan dan itu semata-mata untuk perluasan dan peningkatan agenda-agenda program kampung iklim untuk Indonesia.

Dengan demikian, menurut Siti, sinergi harus terjadi misalnya dengan perhutanan sosial, konservasi, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, bank sampah, masyarakat peduli gambut, para penyuluh, sekolah peserta Adiwiayata, penerima Kalpataru, Manggala Agni dan masyarakat peduli api juga perlu mengemuka dalam agenda Proklim itu.

Dukungan dunia usaha membangun Indonesia berketahanan iklim dan rendah emisi GRK juga, menurut dia, dibutuhkan. Koordinasi kementerian dan lembaga berdampingan bersama aktivis juga sangat penting untuk semata-mata membangun kekuatan Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.

Baca juga: Dua negeri di Ambon raih Trophy Proklim utama
Baca juga: KLHK: Mitigasi perubahan iklim bisa dimulai dari lingkungan rumah
Baca juga: Warga RW 5 Cibubur raih tropi utama lomba kampung iklim Nasional 2021

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021