Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak 5.140 Pejuang Muda untuk menyelesaikan masalah kemiskinan di 514 kabupaten/kota di Indonesia, dalam kuliah umum di hadapan mahasiswa di Gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial, Jakarta, Rabu.

Pejuang Muda merupakan program sinergitas Kementerian Sosial dengan Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Program Merdeka Belajar, untuk mahasiswa menjadi pembelajar dalam menghadapi permasalahan sosial.

“Kita tidak bisa membuat suatu program yang impact-nya tidak bisa dihitung, karena itu kenapa kita menggandeng 5.000 lebih mahasiswa agar mereka bisa langsung ikuti, dan mengetahui masalahnya, dan kemudian menyelesaikan masalah kemiskinan di 514 kabupaten/kota,” ujarnya

Risma mengatakan dengan terjunnya ribuan mahasiswa tersebut, akan ada dampak yang dirasakan dan hasil keluaran yang akan ditindaklanjuti dengan proyek-proyek yang dibiayai Kementerian Sosial, serta diimplementasikan dalam kebijakan besar pihaknya.

Dari belasan ribu pelamar hingga terdapat 5.140 Pejuang Muda, mereka diberi kesempatan selama satu semester atau 20 SKS untuk menempuh pembelajaran di luar program studi untuk mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya untuk memberi dampak sosial secara konkret.

Risma juga menantang para mahasiswa tersebut untuk belajar dari masyarakat, berkolaborasi dengan pemerintah daerah, pemuka masyarakat, tokoh agama dan pemangku kepentingan penggerak sosial di daerah.

Hal itu, katanya, termasuk memberikan tantangan dan kesempatan berkontribusi dalam upaya pengentasan kemiskinan dan penyelesaian masalah sosial, sekaligus peningkatan kompetensi sebagai agen perubahan sosial melalui pengembangan program bantuan sosial, pemberdayaan fakir miskin dan lanjut usia, pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan, serta fasilitas untuk kepentingan umum berasaskan social entrepeneurship atau pahlawan ekonomi.

Risma berharap dengan Program Pejuang Muda mampu melahirkan gagasan, gerakan, aksi serta memperkuat komitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan sosial bagi masyarakat miskin, marginal dan minoritas yang membutuhkan pelayanan kesejahteraan sosial, dalam fungsi perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, serta penanganan fakir miskin.

Selain itu, katanya, yang tidak kalah penting dari Pejuang Muda ini agar mampu menjadi yang terdepan dalam mempromosikan dan menjunjung tinggi hak-hak dasar dan martabat manusia.

“Ada empat pilihan mereka di bidang bantuan sosial, pemberdayaan, lingkungan, ada juga fasilitas lingkungan. Fasilitas lingkungan menjadi penting, mereka boleh memilih. Ini bekerja sama dengan Kemendikbudristek dan Kemenag dengan program Kampus Merdeka mereka diberikan 20 SKS dalam waktu satu semester. Jadi, selain mereka nanti turun lapangan, mereka dapat nilai,” ujar dia

Keluaran dari program Pejuang Muda ini, katanya, tidak hanya hasil verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial, melainkan sejumlah program mahasiswa yang riil untuk memberdayakan masyarakat guna mengentaskan kemiskinan.

Kemensos memberikan anggaran Rp178 miliar dari hasil refocusing untuk proyek yang akan diinisiasi para Pejuang Muda.

Risma menjelaskan dalam satu kabupaten/kota akan diterjunkan 10 orang mahasiswa dengan modal Rp10 juta yang akan digunakan mengumpulkan masalah sosial masyarakat di daerahnya dan membuat proyek-proyek.

Jika membutuhkan dana tambahan untuk proyek mereka, Kemensos juga mengakomodir para mahasiswa tersebut agar dapat membuat penggalangan dana di platform daring KitaBisa.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto menyambut baik program Pejuang Muda yang diinisiasi Kemensos.

“Saya datang hari ini menyambut baik program Kemensos, ketika pandemi COVID-19 ini, kami berharap program ini bisa diakomodir dengan baik dan harapannya ke depan akan dianggarkan,” ujar dia.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021