Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Jakarta Barat memperkirakan cuaca panas menjadi salah satu penyebab seringnya terjadi kebakaran.

"Salah satunya karena cuaca. Selain itu karena kelalaian dan arus listrik," kata Kepala Seksi Operasi Sudin PKP Jakarta Barat Sjukri Bahanan saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Beberapa pekan terakhir, cuaca di Jakarta cukup terik. Panasnya matahari bisa dirasakan sejak pukul 09.00 bahkan terkadang hingga 15.00.

Karena itu, kasus kebakaran di wilayah Jakarta Barat (Jakbar) bertambah dalam seminggu terakhir.

Sjukri mencatat ada dua kasus kebakaran yang terjadi selama satu minggu terakhir. Salah satunya kebakaran gardu listrik milik PLN di kawasan Kebon Jeruk.

"Beberapa minggu belakang bahkan kita sempat nol kasus kebakaran. Yang banyak hanya giat penyelamatan saja," kata Sjukri.

Sjukri berharap masyarakat tetap waspada dalam beraktivitas di dalam rumah. Warga diharapkan memperhatikan instalasi listrik dan tidak membakar sampah sembarang agar tidak terjadi kebakaran.

Baca juga: Listrik ratusan rumah di Kebon Jeruk padam karena gardu PLN terbakar
Baca juga: Gulkarmat Jakbar evakuasi seorang ibu yang melahirkan di kontrakan


Sebelumnya, gardu PLN di kawasan Kebon Jeruk (Jakarta Barat) terbakar pada Kamis (8/10) lalu.

Informasi itu didapat dari salah satu personel Suku Dinas (Sudin) PKP yang kebetulan melihat kepulan asap tersebut.

"Anggota kita, Pak Amin kebetulan Kasi Sektor Kebun Jeruk melihat terlihat asap tebal di lokasi. Jadi terima laporan sekitar pukul 07.20" kata Sjukri.

Setelah itu, petugas pun langsung mendatangi lokasi pukul 07.25 untuk memadamkan api yang membakar bagian gardu. Pemadaman berlangsung singkat tanpa kendala lantaran api tidak merambat ke bangunan lain.

Dalam kurun waktu 30 menit, 15 untuk mobil pemadam kebakaran yang diturunkan berhasil mengendalikan si jago merah.

"Pemadaman sekitar 30 menitlah. Tapi benar-benar dipastikan padam itu ya pukul 09.15 tadi," kata dia.

Pewarta: Walda Marison
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021