Gorontalo (ANTARA) - Wakil Ketua DPR-RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan Rachmat Gobel, menyebutkan, Pelabuhan Anggrek di Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, sebagai lokomotif pembangunan ekonomi di daerah itu.

"Kemajuan suatu masyarakat berawal dari pembangunan pelabuhan. Gorontalo tidak boleh stabil dalam kemiskinan, maka di era globalisasi ini diperlukan perubahan besar untuk memajukan daerah dan menyejahterakan rakyatnya," kata Rachmat Gobel di Gorontalo, Selasa, pada peresmian pengelolaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT).

Lebih lanjut Gobel menerangkan bahwa Pelabuhan Anggrek bisa menjadi lokomotif kemajuan Gorontalo karena akan terintegrasi dengan pembangunan kawasan ekonomi dan kawasan industri. “Industrinya disesuaikan dengan potensi yang dimiliki Gorontalo, yaitu industri pertanian dan perikanan,” katanya.

“Ini bukan sekadar bisnis. Bukan sekadar pelabuhan. Misi besarnya adalah membangun Gorontalo menjadi makmur dan maju. Ini untuk anak cucu kita agar bangga pada kampungnya. Ini soal harkat, derajat, dan martabat. Bagian dari warisan untuk anak cucu kita semua. Kita bangga jika melihat senyum anak cucu kita semua,” katanya.

Gobel mengingatkan bahwa Gorontalo itu diamond, permata. “Kualitas sumberdaya manusia Gorontalo itu diamond. Banyak tokoh-tokoh besar. Kita mengenal BJ Habibie, HB Jassin, Jus Badudu, JA Katili. Juga bapak saya sendiri, Thayeb Gobel. Semua itu orang-orang besar Indonesia yang berasal dari Gorontalo,” katanya.

Karena itu, katanya, hanya dengan sedikit sentuhan saja sebetulnya Gorontalo bisa maju lebih cepat. Saat ini, Gorontalo merupakan salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Ia berharap melalui pembangunan pelabuhan internasional ini maka Gorontalo bisa menjadi salah satu provinsi termakmur di Indonesia.

Sehingga keberadaan pelabuhan, diharapkan mendorong pembangunan ekonomi nasional, sebagaimana rencana dalam 30 tahun ke depan.

Membangun Pelabuhan Anggrek katanya, tidak sekadar mengelola pelabuhan untuk mencari untung namun dampaknya sangat besar bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Gorontalo.

Kekuatan potensi kelautan dan perikanan, pertanian serta perkebunan yang sangat luar biasa, ditambah sumber daya manusia (SDM) yang jika disentuh sedikit saja pasti akan menjadi sangat produktif.

Pelabuhan Anggrek memiliki posisi strategis untuk konektivitas dengan Korea Selatan, Tiongkok, Hongkong, Taiwan, dan Jepang. Pelabuhan ini memiliki fasilitas dermaga petikemas untuk kapal dengan kapasitas hingga 30 ribu DWT (deadweight tonnage) dan dermaga kargo untuk kapal dengan kapasitas 10 ribu DWT. Adapun KPBU ini untuk jangka waktu 30 tahun.

Dalam acara yang diadakan secara hibrid itu, juga diikuti Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri PUPR M Basoeki Hadimoeljono yang mengikuti secara daring. Basoeki mengatakan bahwa Kementerian PUPR  sekuat tenaga mendukung pembangunan Pelabuhan Anggrek ini. “Selain pembangunan fisiknya, juga perlu dukungan air bersih, jalan, dan perumahan untuk pekerja. Agar pelabuhan tidak menjadi kumuh,” katanya.

Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan, KPBU merupakan bagian dari visi-misi Presiden Joko Widodo.

“Ini wujud komitmen pemerintah di tengah keterbatasan APBN dan untuk akselerasi,” katanya.

Pelabuhan Anggrek memiliki keunggulan geostrategis karena dekat dengan negara-negara Timur Jauh, sehingga pembangunan Pelabuhan Anggrek sangat penting. Apalagi Gorontalo bagian dari wilayah terluar dan juga merupakan daerah potensial. Namun Budi Karya Sumadi berpesan agar pelabuhan ini dikelola secara efisien, efektif, memanfaatkan teknologi digital, dan juga berwawasan lingkungan.

Baca juga: Menhub resmikan KPBU Pelabuhan Anggrek-Gorontalo secara virtual
Baca juga: Menhub: Pengembangan Pelabuhan Anggrek jadi solusi masalah kemiskinan

 
Wakil Ketua DPR, Rachmat Gobel bersama Plt Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub dan Wakapolda Gorontalo, dalam seremoni penandatanganan pengelolaan KPBU Pelabuhan Anggrek-Gorontalo. (ANTARA/Susanti Sako)

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021