Masa pandemi, angka tersebut dilaporkan meningkat hingga 22-23 persen
Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menyoroti pentingnya menjaga kesehatan jantung dengan memanfaatkan inovasi dan perubahan teknologi dan digital di masa pandemi COVID-19.

"Inovasi digital telah membantu masyarakat yang sehat dan sakit di masa pandemi untuk mendapatkan akses kesehatan dengan mudah,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat PERKI DR. dr. Isman Firdaus Sp.JP (K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FESC, FACC, FSCAI dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin terkait peringatan Hari Jantung Sedunia.

Isman menuturkan melalui inovasi teknologi kesehatan dan digital, masyarakat dapat memperoleh layanan konsultasi dalam jaringan, edukasi kesehatan, dan pemantauan capaian aktivitas fisik dan olahraga, serta layanan antar obat-obatan ke rumah.

Kemudahan dari inovasi teknologi tersebut harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menjaga kesehatan jantung sekalipun di masa pandemi COVID-19 di mana kegiatan serba terbatas karena kekhawatiran penularan COVID-19 jika bepergian, katanya.

Baca juga: Agar pasien jantung tetap bugar di masa pandemi COVID-19

Baca juga: Dokter: Penderita jantung paling berisiko jika terpapar COVID-19


PERKI mengatakan laporan rata-rata rumah sakit di masa pandemi menunjukkan 16,3 persen pasien yang dirawat dari ruang isolasi COVID-19 ternyata mempunyai penyakit bawaan (komorbid) atau koinsiden penyakit kardiovaskular.

"Di masa sebelum pandemi COVID-19 dilaporkan bahwa laju rata-rata mortalitas di rumah sakit akibat serangan jantung adalah 8 persen, namun di masa pandemi, angka tersebut dilaporkan meningkat hingga 22-23 persen," katanya.

Di lain sisi, Isman mengatakan PERKI juga prihatin terhadap misinformasi atau berita hoaks dan disinformasi mengenai kesehatan yang beredar di dunia maya, terutama terkait kesehatan jantung yang disebarluaskan di media sosial, dan hal itu perlu diluruskan.

Selain inovasi teknologi dan digital, PERKI menuturkan penting terbentuknya kesadaran semua pemangku kepentingan di bidang kesehatan termasuk organisasi profesi, organisasi masyarakat, dan pemerintah untuk bahu membahu bersama-sama membangun kesehatan masyarakat terutama dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit kardiovaskular di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERKI Dr. dr. Dafsah Arifa Juzar, Sp.JP(K) menuturkan menjalin silaturahmi komunikasi bersama organisasi profesi lain dan organisasi masyarakat, yang secara langsung berhadapan dengan pasien kardiovaskular, menjadi salah satu langkah penting dan strategis agar penanggulangan penyakit kardiovaskular di Indonesia tertangani dengan baik.

Kolaborasi baik antarpihak terkait tersebut telah ditunjukkan salah satunya dengan adanya Jaminan kesehatan nasional (JKN) yang menjadi salah satu sistem kesehatan di Indonesia yang telah terbukti memberikan dukungan dan manfaat yang sangat besar terutama untuk penanggulangan penyakit jantung.

Baca juga: Pengelolaan stres saat pandemi COVID-19 cegah gangguan jantung

Baca juga: Agar jantung penyandang diabetes & hipertensi sehat selama pandemi 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021