Surabaya (ANTARA News) - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan sulit bertahan pada Pemilu 2014, bila "parliamentary threshold" (PT) disepakati minimal 5 persen dari sebelumnya 2,5 persen.

"Melihat kondisi sekarang. Sulit PKB bisa bertahan setidaknya meraih suara 5 persen," kata Saifullah yang mantan Sekjen DPP PKB era kepemimpinan Alwi Shihab di Surabaya, Rabu.

Dia mendasarkan penilaiannya pada suara PKB yang terus menurun mulai Pemilu 1999 yang meraih 12,61 persen suara, lalu Pemilu 2004 sebesar 10,57 persen, dan Pemilu 2009 hanya 6,43 persen.

Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan, jika tidak ingin terpental dari panggung politik, maka para pemimpin PKB, yakni Muhaimin Iskandar, Lily Wahid, dan Yenny Wahid, harus islah.

"Semua pihak yang bertikai harus bisa menahan diri dan menghilangkan ego agar kekuatan PKB bisa kembali utuh, sehingga nantinya bisa disegani partai lain, termasuk Choirul Anam selaku Ketua Umum DPP PKNU," katanya.

Ia menyarankan pihak yang mempunyai sejarah dengan PKB untuk duduk bersama agar perolehan suara di Pemilu 2014 bisa naik dan tak terpecah-pecah.

"Jika tidak, maka PKB tidak bisa lolos," kata mantan menteri pembangunan daerah tertinggal itu.

Dia memandang, warga NU adalah pihak yang paling dirugikan oleh berkubu-kubumua PKB karena panutan mereka dalam berpolitik justru terkotak-kotak.

"PBNU melalui Ketua Umum, Said Aqil Siradj, sudah pernah mencoba melakukan pendekatan kepada semua pihak yang bertikai dalam PKB agar terjadi islah. Itu tidak gampang, butuh waktu. Tapi, PBNU sudah berusaha," katanya. (*)

ANT/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011