Itu dilakukan seutuhnya oleh putra putri bangsa terbaik kolaborasi antara kementerian teknis dan Kementerian Investasi
Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan proses negosiasi hingga terealisasinya pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Tanah Air dilakukan tanpa melibatkan konsultan asing.

"Deal bisnis senilai 9,8 miliar dolar AS atau setara Rp142 triliun itu tanpa melibatkan konsultan asing. Itu dilakukan seutuhnya oleh putra putri bangsa terbaik kolaborasi antara kementerian teknis dan Kementerian Investasi," katanya dalam konferensi pers daring yang dipantau dari Jakarta, Jumat.

Pemerintah berhasil mengantongi investasi senilai total 9,8 miliar dolar untuk proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi dengan Korea Selatan. Pada tahap awal, konsorsium Hyundai, LG Energy Solution dan KIA membentuk perusahaan patungan dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) telah memulai pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik (EV) di Karawang, Jawa Barat, senilai 1,1 miliar dolar AS.


Baca juga: Bahlil: Pabrik baterai listrik prioritaskan serap pekerja dalam negeri


Bahlil menjelaskan pemerintah telah mencanangkan pengembangan industri kendaraan listrik dan baterai listrik sejak 2019.

Selanjutnya, pada November 2019, pemerintah Indonesia melakukan kesepakatan dengan Hyundai terkait pengembangan rencana tersebut. Kendati pandemi melanda, pembangunan pabrik kendaraan konvensional dan kendaraan listrik Hyundai terus berjalan sepanjang 2020.

"Sekarang pembangunannya sudah mencapai 100 persen untuk yang konvensional dan yang listriknya akan diproduksi tahun 2022 bulan Mei," katanya.

Bahlil menargetkan realisasi investasi dari investasi sebesar 9,8 miliar dolar AS itu bisa mulai terjadi paling lambat awal 2022.


Baca juga: Presiden "groundbreaking" pabrik baterai kendaraan listrik pertama RI

Pasalnya, pada Desember 2021, pabrik prekursor ditargetkan sudah terbangun. Ada pun pabrik sel baterai di Karawang diharapkan akan selesai konstruksi pada September 2022 dan mulai berproduksi pada 2023.

"Saya targetkan total sudah harus start paling lambat 2022 awal, semua harus jalan. Jadi insya Allah sebelum masa kabinet kedua selesai, insya Allah clear pembangunannya," ujarnya.


Baca juga: Hyundai-LG investasikan 1,1 miliar dolar bangun pabrik sel baterai EV

Baca juga: PLN jamin keandalan pasokan listrik untuk pabrik baterai mobil

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021