Aplikasi berbasis teknologi harus berbasis inovasi agar dapat bersaing. Sehingga, kita bisa memuliakan petani dan pedagang, serta mewujudkan Indonesia yang tumbuh dan tangguh
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Muhamamd Lutfi mengatakan bahwa keberadaan ekonomi digital akan mengikis kesenjangan sosial yang ada di masyarakat.

“Aplikasi berbasis teknologi harus berbasis inovasi agar dapat bersaing. Sehingga, kita bisa memuliakan petani dan pedagang, serta mewujudkan Indonesia yang tumbuh dan tangguh,” kata Mendag lewat keterangannya di Jakarta, Kamis, terkait peluncuran produk Rania untuk beras premium dan merek Nusakita untuk minyak goreng, gula pasir, teh, dan kopi di aplikasi Warung Pangan.

Mendag menjelaskan pada 2020, produk pangan segar yang dijual melalui lokapasar (marketplace) mencapai Rp18 triliun. Pada 2021, diperkirakan mencapai lebih dari Rp21 triliun dan lima tahun lagi diperkirakan mencapai lebih dari Rp180 triliun.

"Hal tersebut menunjukkan, porsi penjualan pangan melalui niaga elektronik (e-commerce) walaupun masih kecil, tetapi tumbuh sangat pesat,” imbuh Mendag.

Mendag juga menyampaikan produk Rania dan Nusakita merupakan produk pangan dalam kemasan, berlabel dan bermerek yang merupakan instrumen penting dalam perdagangan yang berkaitan dengan jaminan mutu, jaminan halal, daya tahan produk, nilai tambah, dan stabilitas harga.

“Saat ini, produk pangan di Indonesia baru sekitar sepertiganya yang diperdagangkan dengan kemasan, label, dan merek. Sehingga, langkah BUMN mendukung produk pangan yang dihasilkan petani dengan kemasan tentu merupakan langkah yang strategis,” tutur Mendag.

Selain itu, Mendag juga mengungkapkan, rantai dingin dalam perdagangan saat ini adalah keniscayaan. Pada 2020, kapasitas rantai dingin untuk produk pangan di Indonesia baru tersedia sebanyak 1,73 juta ton dengan sekitar 10 ribu unit fasilitas pendingin, atau kurang dari 7 persen dari total produk potensial yang dilayani dengan rantai dingin.

“Pandemi COVID-19 juga telah menyebabkan peningkatan kebutuhan fasilitas rantai dingin untuk pangan hingga 16 persen per tahun. Bahkan, pada industri farmasi peningkatannya mencapai 115 persen,” jelas Mendag Lutfi.

Menurut Mendag Lutfi, pasar rantai dingin global diperkirakan tumbuh dari 212,24 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 239,67 miliar dolar AS pada 2021 dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 12,93 persen.

Pada 2025 mendatang, pasar rantai dingin global diperkirakan tumbuh lebih tinggi mencapai 344,51 miliar dolar AS dengan tingkat pertumbuhan tahunan 9,49 persen.

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan Kementerian BUMN memastikan holding pangan sebagai stabilisator untuk menjaga harga agar tetap stabil di masyarakat. Kementerian BUMN akan terus bekerja sama dengan pihak swasta dan masyarakat untuk dapat mewujudkan win-win solutions.

“Pandemi COVID-19 memaksa percepatan digitalisasi. Hal tersebut agar semua proses dapat berjalan secara transparan dan terbuka,” kata Menteri Erick.

Direktur Utama BGR Logistics M Kuncoro Wibowo menambahkan PT BGR Logistics membangun fasilitas pendukung seperti ruang pendingin dan mobile cold storage atau ruang pendingin yang bersifat portable dan upgradable. Selain, itu PT BGR Logistics juga membangun fasilitas umum di Divre DKI seperti rumah dinas, mess karayawan, dan merevitalisasi danau.

“Kami berharap, pembangunan fasilitas umum akan bermanfaat bagi perusahaan, serta menjadi penguat dan dapat turut mendukung klaster pangan,” kata Kuncoro.

Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Arief Prasetyo Adi mengatakan BUMN Klaster Pangan tengah melakukan pengembangan hilirisasi produk petani.

“Kami menghadirkan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok melalui kerja sama distribusi pangan melalui mitra ritel daring, salah satunya Warung Pangan. Kami berharap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat memanfaatkan teknologi untuk mengakselerasi roda perekonomian usahanya. Selain itu, nantinya juga diharapkan lebih banyak lagi pelaku UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital,” jelas Arief.

Warung Pangan merupakan aplikasi mobile yang diinisiasi Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian BUMN, dikembangkan BGR Logistics, dan bekerja sama dengan BUMN Klaster Pangan serta jaringan pemasok lainnya.

Aplikasi yang diluncurkan pada Agustus 2020 tersebut dapat digunakan pelaku UMKM untuk membeli dan menjual ketersediaan komoditas pangan di tempat usahanya kepada masyarakat.

Aplikasi ini juga mempunyai fitur untuk melacak pengiriman dan pembaruan harga serta menu pembayaran cash on delivery (COD) dan transfer untuk pembelian pangan ke BUMN Klaster Pangan dan jaringan pemasok lainnya.

Baca juga: Kemendag: Perlindungan data pribadi dorong pertumbuhan ekonomi digital
Baca juga: Literasi digital dorong produktivitas di sektor ekonomi digital
Baca juga: Survei: Konsumen RI lebih loyal ke e-commerce karya anak bangsa


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021