Sydney (ANTARA) - Saham-saham Australia berakhir datar pada perdagangan Selasa, karena kerugian di sektor pertambangan mengimbangi kenaikan saham-saham energi, sementara bank sentral memperingatkan penurunan ekonomi di kuartal September, sekalipun mempertahankan tingkat suku bunga pada rekor terendah.

Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia (ASX) menguat tipis 0,024 persen atau 1,80 poin, menjadi ditutup di 7.530,30 poin. Indeks acuan juga berakhir datar sehari sebelumnya.

Bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA), mengatakan tidak akan ada perubahan suku bunga hingga tahun 2024 dan mengejutkan beberapa pihak dengan memangkas pembelian obligasi sebesar 1 miliar dolar Australia (742,60 juta dolar AS) per minggu menjadi 4 miliar dolar Australia, meskipun juga memperpanjang programnya hingga setidaknya pertengahan Februari.

Ada spekulasi bank sentral akan menunda tapering sama sekali mengingat perintah tinggal di rumah di Sydney, Melbourne, dan Canberra, akan menyebabkan kontraksi ekonomi yang kejam pada kuartal ini.

Analis Goldman Sachs memperkirakan RBA akan lebih mengurangi program pembelian obligasi menjadi 3 miliar dolar Australia per minggu pada Februari 2022, sebelum terus turun sebesar 1 miliar dolar AS per minggu per kuartal hingga program berakhir pada akhir 2022.

Baca juga: Saham Australia datar, fokus beralih ke pertemuan bank sentral

Raksasa pertambangan Rio Tinto, BHP Group dan Fortescue Metals melemah antara 0,4 persen dan 3,1 persen, menyeret indeks pertambangan turun 1,1 persen ke level terendah lima bulan karena harga bijih besi merosot.

Saham-saham terkait emas juga terpangkas 0,8 persen.

Sementara itu, saham sektor energi melawan tren dengan menguat 0,8 persen karena harga Brent naik. Whitehaven Coal melonjak 3,1 persen, sementara penyuling Ampol naik 1,1 persen.

Investor juga mewaspadai reaksi apa pun dari Federal Reserve AS dalam menanggapi data pekerjaan yang lemah pekan lalu.

"Diperkirakan bahwa RBA akan mengambil sikap dovish tetapi pasar lokal masih gugup karena melihat pandangan Fed tentang tapering menyusul data pertumbuhan pekerjaan yang mengecewakan di AS yang diumumkan pada Jumat (3/9/2021)," kata Brad Smoling dari Smoling Stockbroking. .

Indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru berakhir 0,17 persen atau 21,96 poin lebih tinggi menjadi menetap di 13.321,99 poin.

Baca juga: Saham China ditutup naik, terkerek ekspor yang tumbuh lebih cepat

Baca juga: Saham Jepang berakhir naik, Indeks Nikkei sentuh tertinggi 5 bulan

Baca juga: IHSG diprediksi lanjut bergerak datar, ikuti bursa Asia


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021