Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) di Tokyo, Heri Akhmadi, mengapresiasi perjuangan keras Saptoyogo Purnomo yang berhasil meraih medali perunggu dari atletik nomor 100 meter putra T37 di Olympic Stadium, Tokyo, Jumat.

"Salut atas perjuangan keras Saptoyogo Purnomo. Saya yakin penambahan medali ini akan semakin memovitasi para-atlet kita,” kata Heri melalui keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jumat.

Saptoyogo membuat kontingen Indonesia menambah perolehan medali dari cabang olah raga para-atletik seusai finis urutan ketiga di final nomor 100 meter putra T37.

Saptoyogo Purnomo membukukan catatan waktu 11,31 detik. Sedangkan Nick Mayhugh (Amerika Serikat) meraih emas dengan catatan waktu 10,95 detik. Andrei Vdovin (Russian Olympic Committee/ROC) mendapatkan perak lewat catatan waktu 11,18 detik.

Baca juga: Saptoyogo sabet perunggu di nomor 100 meter 

Dalam babak kualifikasi sebelumnya, Saptoyogo Purnomo berhasil menjadi yang terbaik di heat 1. Ia mencatatkan waktu 11,33 detik. Torehan tersebut menjadi rekor pribadi terbarunya di lintasan sprint.

Saptoyogo Purnomo pernah meraih medali emas di Asian Para Games di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 2018. Saat itu, ia menjadi atlet terbaik pada nomor lari 100 meter T37 dengan catatan waktu 11,49 detik.

Pada 2016 di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) di Bandung, pemuda kelahiran 17 September 1998 ini meraih lima medali emas.

Menurut Dubes Heri yang menyaksikan langsung perjuangan Saptoyogo di Olympic Stadium, dengan segala keterbatasannya, atlet para-atletik Indonesia tersebut terlihat punya tekad besar untuk mengharumkan nama Indonesia di ajang multievent itu.

"Saya yakin setelah melihat perjuangan keras Saptoyogo Purnomo, atlet-atlet paralimpiade Indonesia yang lain akan termotivasi dan akan berjuang keras seperti Saptoyogo Purnomo," ungkap Heri. 

Baca juga: Saptoyogo tak menyangka raih medali perunggu 
Baca juga: Saptoyogo maju ke final lari 100 meter T37 Paralimpiade Tokyo 
​​​​​​​

Pewarta: Dadan Ramdani
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021