kita mengacu kepada strategi nasional percepatan penurunan stunting dengan fokus target 14 persen di tahun 2024
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebutkan percepatan penurunan stunting yang dilakukan pihaknya dan sejumlah kementerian lembaga memegang teguh lima pilar yang ditetapkan dalam strategi nasional mengatasi stunting.

“Strategi percepatan penurunan stunting tentu kita mengacu kepada strategi nasional percepatan penurunan stunting dengan fokus target 14 persen di tahun 2024 menjadi acuan. Ada pilar-pilar yang sudah ditetapkan, ada lima pilar” kata Hasto dalam Rapat Koordinasi Nasional secara daring di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan kelima pilar itu akan menjadi landasan dalam menjalankan delapan aksi integrasi untuk menurunkan angka stunting sesuai dengan target yang telah disepakati oleh pemerintah.

Baca juga: BKKBN: Presiden teken Perpres 72 Tahun 2021 jadi acuan atasi stunting

Delapan aksi integrasi tersebut telah dimasukkan ke dalam tiga strategi program sebagai langkah-langkah percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.

“Pertama untuk membangun komitmen dan visi kepemimpinan, pilar kedua bagaimana meningkatkan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat,” kata Hasto.

Pilar ketiga menjelaskan bagaimana cara untuk meningkatkan konvergensi intervensi secara spesifik maupun intervensi secara sensitif baik di tingkat kementerian atau lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten atau kota hingga pemerintah desa.

Baca juga: BKKBN upayakan stunting di Indonesia 2024 turun menjadi 14 persen

Baca juga: Wapres minta Kepala BKKBN pastikan penurunan "stunting" tercapai


Lebih lanjut Hasto menjelaskan, pilar keempat membahas mengenai bagaimana meningkatkan ketahanan pangan dan gizi di tingkat individu, keluarga dan masyarakat. Pilar terakhir membahas penguatan serta pengembangan sistem data informasi.

“BKKBN memang punya pendataan yang rutin. Tinggal kita akan integrasikan dengan apa yang sudah ada. Ada e-PPGBM, e-HDW dari kementerian desa ini adalah sesuatu yang luar biasa dan di BKKBN ada SIGA, juga ada pendataan keluarga yang terbaru di tahun 2021,” kata dia menjelaskan jenis-jenis pendataan yang digunakan.

Sebelumnya dalam Rapat Koordinasi Nasional “Bergerak Bersama Untuk Percepatan Penurunan Stunting”, sejumlah kementerian RI mengatakan sedang bekerja sama menjalankan sejumlah langkah-langkah untuk mengatasi stunting dengan menargetkan angka stunting di Indonesia menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Baca juga: Pergizi Pangan Indonesia minta Dashat BKKBN perhatikan gizi ibu hamil

Baca juga: BKKBN lawan stunting melalui program Dashat


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021