Havana (ANTARA) - Regulator obat Kuba memberikan persetujuan darurat untuk vaksin Soberana 2 buatan sendiri pada Jumat, yang memungkinkan penyertaan penuh obat itu dalam program inokulasi negara itu.

Persetujuan itu diberikan saat Kuba berlomba untuk mengekang wabah virus corona yang dipicu varian Delta.

Vaksin Soberana, yang menurut Kuba memiliki tingkat kemanjuran 91,2%, telah digunakan untuk memvaksin beberapa petugas kesehatan dan warga biasa di daerah dengan tingkat penularan yang tinggi sebagai bagian dari studi intervensi awal.

Persetujuan Pusat Pengendalian Obat, Peralatan, dan Alat Kesehatan itu berarti obat yang terdiri dari dua suntikan awal dan penguat tersebut dapat dimasukkan dalam program vaksin nasional dan juga dapat membantu perizinan di luar negeri.


Baca juga: Kuba: Vaksin buatan dalam negeri bisa lindungi dari Delta

Sistem perawatan kesehatan Kuba telah kewalahan oleh wabah COVID-19 baru-baru ini, berjuang dengan kekurangan oksigen, obat-obatan, dokter dan peralatan. Hanya seperempat dari populasi sekitar 11 juta yang telah divaksin lengkap.

Negara ini saat ini memiliki salah satu tingkat kasus dan kematian per kapita yang dikonfirmasi secara resmi tertinggi di dunia, meskipun berhasil menjaga keduanya tetap rendah untuk sebagian besar tahun lalu.

Jumlah sebenarnya kemungkinan bahkan lebih tinggi, menurut laporan dari berbagai provinsi karena wabah terbaru telah melampaui kapasitas pengujiannya.

Menteri Kesehatan Jose Angel Portal mengatakan pekan ini jumlah kematian resmi kemungkinan kecil karena hanya mencakup orang-orang yang secara resmi dites positif COVID-19 sebelum meninggal, surat kabar pemerintah Invasor melaporkan.


Baca juga: Iran akan mulai produksi salah satu vaksin COVID buatannya

Vaksin Soberana 2 disetujui bulan lalu untuk penggunaan darurat di Iran, yang membuat kesepakatan dengan Kuba untuk memproduksi obat dalam skala industri di republik Islam itu.

Vaksin COVID-19 kedua yang diproduksi secara lokal, Abdala, yang menurut Kuba memiliki tingkat kemanjuran 92,28% telah disetujui oleh regulator Kuba untuk digunakan bulan lalu

Data uji klinis fase akhir yang menunjukkan tingkat kemanjuran untuk kedua vaksin belum dipublikasikan dalam jurnal tinjauan sejawat.

Sumber: Reuters

Baca juga: Australia catat rekor kasus COVID saat polisi blokir protes Sydney

Baca juga: Demi suarakan nasib perempuan Afghanistan, Angelina Jolie gabung IG

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021