Washington (ANTARA) - Amerika Serikat memberlakukan pembatasan visa pada 50 kerabat pejabat Nikaragua pada Jumat (6/8), ketika Presiden Daniel Ortega meningkatkan tindakan kerasnya terhadap oposisi menjelang pemilihan November di mana ia akan mencalonkan diri untuk masa jabatan keempat berturut-turut.

Sanksi visa Departemen Luar Negeri terhadap keluarga anggota parlemen, jaksa dan hakim Nikaragua, mengikuti serangkaian tindakan yang menargetkan orang-orang yang dekat dengan Ortega, termasuk Rosario Murillo, yang merupakan wakil presiden Nikaragua dan istrinya.

"Amerika Serikat berkomitmen untuk mempromosikan akuntabilitas yang luas bagi siapa pun yang bertanggung jawab atau mendapat manfaat dari serangan rezim Ortega-Murillo terhadap lembaga-lembaga demokrasi," kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Ortega telah memenjarakan banyak pesaing utama yang akan melawannya, menghapus beberapa kelompok oposisi dari persaingan.

Setelah pengumuman AS, pemerintahannya menangguhkan salah satu partai oposisi yang tersisa, Aliansi Warga untuk Liberty (ACXL), yang telah mengajukan calon presiden dan pasangannya awal pekan ini.

Sebuah resolusi dari pengadilan pemilihan Nikaragua menuduh ACXL melanggar peraturan untuk partai politik, termasuk melakukan "tindakan verbal yang merusak kemerdekaan, kedaulatan, dan penentuan nasib sendiri."

Pengadilan juga membatalkan kartu identitas resmi untuk presiden ACXL, yang merupakan warga negara ganda Nikaragua-AS.

"Tindakan rezim ini menunjukkan betapa mereka takut pada jalur pemilihan sipil," kata ACXL di Twitter.

Polisi pada Rabu menempatkan calon wakil presiden partai itu, Berenice Quezada, di bawah tahanan rumah.

Sumber: Reuters
Baca juga: Polisi Nikaragua tangkap 13 lawan Presiden Ortega
Baca juga: Presiden Nikaragua kembali muncul setelah sebulan tak terlihat
Baca juga: Situasi HAM di Nikaragua 'kritis'

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021