Pelaksanaan 3T adalah hal wajib
Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur, memperkuat pelaksanaan skema 3T, yakni Tracing, Testing, dan Treatment (pelacakan, tes dan perawatan), yang bertujuan untuk mengendalikan laju penyebaran virus corona di wilayah tersebut.

Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, dalam keterangan tertulis yang diterima di Kota Batu, Jawa Timur, Jumat, mengatakan bahwa saat ini di Kota Batu, penambahan kasus konfirmasi COVID-19 dalam kesehariannya cenderung fluktuatif.

"Pelaksanaan 3T adalah hal wajib. Semua diminta 1:8 untuk tracing, yang akan dijadikan laporan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur," kata Dewanti.

Baca juga: Kapasitas tempat tidur RS rujukan COVID-19 di Kota Batu-Jatim dtambah

Dewanti menjelaskan, saat ini, wilayah Kota Batu masih masuk dalam zona merah, atau wilayah dengan risiko tinggi penyebaran COVID-19. Tercatat, ada sebanyak 364 kasus aktif, atau 15 persen dari jumlah total keseluruhan kasus yang sebanyak 2.546 kasus.

Sementara untuk ketersediaan tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) isolasi di rumah sakit yang ada di Kota Batu, saat ini sebesar 97,62 persen. Untuk kapasitas shelter, atau rumah isolasi, dari total ketersediaan 156 tempat tidur, terisi 76 pasien atau 48,72 persen.

Baca juga: Rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Kota Batu penuh

Ia menambahkan, langkah penguatan pelackan, tes, dan perawatan tersebut, harus didukung dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat oleh masyarakat. Diharapkan, masyarakat mampu beradaptasi di tengah pandemi COVID-19.

"Kita harus bisa mengingatkan masyarakat bahwa kita harus beradaptasi dengan pandemi. Pemerintah tidak boleh lelah untuk terus mengingatkan," ujarnya.

Baca juga: 62 tenaga kesehatan Kota Batu positif COVID-19

Pemerintah Kota Batu juga terus berupaya untuk melakukan percepatan vaksinasi, dalam upaya untuk menciptakan kekebalan kelompok. Untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19, Pemerintah Kota Batu telah menyalurkan sejumlah bantuan sosial untuk pemulihan ekonomi.

"Berikan BLT bagi masyarakat yang terdampak. Mulai dari pedagang kaki lima, supir angkot, hingga ojek. Lakukan pendataan dan verifikasi melalui RT/RW dan kelurahan setempat," imbuhnya.

Hingga saat ini, secara keseluruhan di wilayah tersebut, ada sebanyak 2.546 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, sebanyak 1.980 orang dilaporkan telah sembuh, 202 orang dinyatakan meninggal dunia, dan sisanya berada dalam perawatan.

Baca juga: 34 warga positif COVID-19 di Sumur Batu dari klaster keluarga

Baca juga: Pemkot Batu terapkan PPKM tekan penyebaran COVID-19


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021