Seoul (ANTARA) - Korea Selatan (Korsel) pada Senin mengatakan belum ada keputusan tentang latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat (AS), tetapi hal itu seharusnya tidak menciptakan ketegangan.

Pernyataan tersebut disampaikan setelah Korea Utara (Korut) memperingatkan Korsel agar tidak mengadakan latihan militer ketika tanda-tanda mencairnya ketegangan antarkedua negara mulai nampak.

Korsel dan AS secara teratur menggelar latihan militer, terutama pada musim semi dan musim panas. Namun, Korut telah lama menanggapinya dengan kritik pedas dengan menyebut mereka menggelar latihan untuk perang.

Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un, pada Minggu (1/8) memperingatkan Korsel bahwa mengadakan latihan militer akan melemahkan upaya untuk membangun kembali hubungan kedua Korea.

Kim Yo Jong juga merupakan seorang pejabat senior Partai Buruh yang berkuasa di Korut.

Peringatan Korut itu disampaikan beberapa hari setelah kedua Korea memulihkan hotline yang diputus Pyongyang setahun lalu, ketika Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berusaha memperbaiki hubungan yang tegang dan melanjutkan pertemuan tingkat tinggi.

Kementerian pertahanan Korsel pada Senin mengatakan bahwa Seoul dan Washington sedang dalam pembicaraan tentang latihan militer bersama tersebut tetapi belum ada keputusan yang dibuat.

Baca juga: Korut peringatkan Korsel soal latihan militer dengan AS
Baca juga: Korsel, Korut pulihkan "hotline" kedua negara


"Kami tidak bisa mengomentari pernyataannya, tetapi mengenai latihan, waktu dan metodenya belum diputuskan," kata juru bicara kementerian pertahanan Korsel Boo Seung-chan dalam sebuah pengarahan.

"Korsel dan AS akan memutuskan setelah mempertimbangkan kondisi COVID-19, postur pertahanan bersama, rencana transfer kendali operasional masa perang, dan masalah upaya dukungan diplomatik untuk membangun perdamaian abadi di semenanjung Korea," ujar Boo.

Lee Jong-joo, juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan latihan itu tidak boleh menjadi "sumber ketegangan militer dalam hal apa pun". Namun, ia tak menjelaskan lebih lanjut.

Latihan militer gabungan AS-Korsel telah diperkecil dalam beberapa tahun terakhir untuk memfasilitasi pembicaraan antara Korut dan pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump yang bertujuan untuk membongkar program nuklir dan rudal Pyongyang dengan imbalan keringanan sanksi AS.

Namun, negosiasi itu terhenti setelah pertemuan tingkat tinggi kedua antara Kim dan Trump gagal pada 2019.

Pandemi virus corona juga berdampak pada latihan militer itu, di mana Korsel dan AS berfokus pada simulasi komputer dan meminimalkan pelatihan di lapangan langsung, tanpa memobilisasi pasukan yang berbasis di AS.

Seorang pejabat tinggi Kementerian Unifikasi pada Jumat (30/7) mengatakan bahwa latihan militer bersama harus ditunda untuk membantu memulai kembali pembicaraan nuklir.

Namun, Lee menolak berkomentar ketika ditanya apakah kementerian itu berencana untuk membuat rekomendasi resmi.

Lee mengatakan pekan lalu bahwa Korsel mengusulkan pembentukan sistem konferensi video untuk mempercepat dialog antar-Korea dan menyetujui rencana dua kelompok bantuan sipil untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Korut.

Sumber: Reuters

Baca juga: AS, Korsel pertimbangkan akhiri kelompok koordinasi untuk isu Korut
Baca juga: Presiden Korsel tunggu tanggapan Korut untuk pembicaraan damai

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021