Jakarta (ANTARA) - Manajemen PT LRT Jakarta sebagai anak usaha PT Jakarta Propertindo (Perseroda) berharap integrasi tarif antarmoda transportasi dapat meningkatkan jumlah penumpang untuk beralih ke angkutan umum.

Direktur Utama PT LRT Jakarta Wijanarko mengatakan untuk saat ini pihaknya telah melakukan integrasi tarif dengan TransJakarta di Stasiun Velodrome, Jakarta Timur.

"Kami belum terintegrasi dengan antarmoda rel karena stasiun kami baru dari Pegangsaan Dua sampai Velodrome, terdiri dari enam stasiun. Untuk saat ini kami sudah bekerja sama dengan TransJakarta untuk terintegrasi dengan Velodrome," kata Wijanarko dalam "Forum Group Discussion" yang digelar virtual, Rabu.

Wijanarko mengatakan penumpang LRT Jakarta yang akan melanjutkan perjalanan menggunakan TransJakarta hanya perlu melakukan satu kali transaksi.

"Jadi dengan TransJakarta untuk melanjutkan perjalanan tidak perlu bayar dua kali. Hanya cukup sekali. Kami terapkan tarif Rp8.500 untuk terusan ke TransJakarta," ujar Wijanarko.

Wijanarko mengatakan, berdasarkan data sebanyak 37.5 persen dari total keseluruhan penumpang LRT Jakarta, memilih untuk melanjutkan perjalanan dengan layanan transportasi yang telah terintegrasi dengan layanan LRT Jakarta.

Selain itu, Wijanarko mengatakan PT LRT Jakarta juga menerapkan sistem pembayaran menggunakan uang elektronik hingga "QR Code" yang dapat digunakan oleh penumpang.

"Awalnya kita gunakan uang kertas, tapi sejak pandemi ini kita gunakan uang elektronik.
Kami juga kembangkan dengan 'QR Code' menggunakan aplikasi LinkAja," kata Wijanarko.
Baca juga: Anies harap banyak masukan soal pengelolaan transportasi di Jakarta
Baca juga: Integrasi tarif angkutan di Ibu Kota bakal mempercepat alur perjalanan

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021