Jakarta (ANTARA) - Kepala Satuan Pelaksana Museum Sejarah Jakarta Andri Laksana mengatakan pihaknya mengoptimalkan wisata museum melalui virtual selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Selama PPKM, Andri menyatakan tidak menerima wisatawan secara langsung datang ke museum karena pembatasan mobilitas.

"Kita adakan kegiatan virtual, kebetulan musium sejarah ini kan membawahi tiga museum, yakni Museum Prasasti, Museum Joeang dan Museum Thamrin," kata Andri saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
​​
Baca juga: Pemkot Jakarta Utara tutup sementara Museum Bahari dan Rumah Si Pitung

Andri mengungkapkan ternyata masyarakat pun antusias dengan konsep wisata virtual yang ditawarkan pengelola museum.

Pasalnya, hampir setiap hari wisatawan yang didominasi pelajar dan mahasiswa melakukan kunjungan ke museum via virtual untuk belajar sejarah.

"Orang yang selama ini belum pernah datang ke museum MH Thamrin tapi dengan adanya museum jadi dia paham," ujar Andri.

Bahkan hingga sekarang pun, masih ada beberapa pihak yang berkirim surat kepada pengelola museum untuk melakukan wisata virtual.

"Kalau mau wisata virtual tinggal bersurat kepada kita," jelas Andri.

Walaupun tidak menerima kunjungan wisatawan, Andri mengaku pengelolaan tempat wisata tetap berjalan dengan maksimal.

Setiap harinya, petugas dikerahkan untuk membersihkan bagian museum, seperti ruangan, benda koleksi, dan lain-lain.

Baca juga: Libur Lebaran, Museum Fatahillah mulai ramai pengunjung

Selain itu, petugas administrasi yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) juga tetap masuk namun hanya ketentuan 25 persen dari jumlah pegawai.

Andri pun mengaku sudah mempersiapkan regulasi, jika museum kembali dibuka menerima kunjungan wisatawan saat masa PPKM berakhir pada 25 Juli.

Salah satu regulasi yang disiapkan, yakni berkaitan dengan pengawasan protokol kesehatan untuk karyawan dan pengunjung.

Beberapa yang sudah dirancang, kata Andri, terkait jumlah pengunjung dalam satu ruangan, cara memecahkan kerumunan dan penggunaan masker.

"Bagaimana memecahkan kerumunan tersebut baik dari mulai masuk museumnya, atau di dalamnya, kita akan atur strategi itu," ujar Andri.

Andri pun enggan menjelaskan lebih rinci terkait regulasi tersebut karena masih dalam pembahasan internal.

Dia hanya berharap situasi pandemi berangsur kondusif sehingga museum sejarah di Jakarta bisa beroperasi melayani masyarakat seperti semula.

Baca juga: Melancong secara virtual ke museum-museum di Jakarta

Pewarta: Walda Marison
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021