Ini akan menjadi promosi Indonesia secara keseluruhan
Jakarta (ANTARA) - Perhelatan Grand Prix MotoGP di Mandalika, yang diproyeksikan digelar tahun depan, menawarkan potensi branding yang sangat besar bagi Indonesia, ungkap pengamat otomotif Arief Kurniawan.

Indonesia sebelumnya memiliki target menjadi tuan rumah MotoGP pada Oktober tahun ini, namun rencana itu harus ditunda ke 2022 di saat Sirkuit Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat, masih mengejar target perampungan konstruksi.

Baca juga: Pandemi tunda MotoGP Indonesia jadi Maret 2022

Pembangunan sirkuit jalan raya sepanjang 4,3km dengan 17 tikungan itu mendapat tenggat hingga akhir Juli sebelum kedatangan perwakilan dari federasi balap motor internasional FIM yang akan melakukan homologasi untuk menentukan kelayakan sirkuit.

Biasanya, homologasi harus sudah rampung tiga bulan sebelum hari pelaksanaan balapan, dalam hal ini Sirkuit Mandalika sudah menjadi bagian kalender kejuaraan World Superbike untuk menempati slot 14 November tahun ini.

"Ini akan menjadi promosi Indonesia secara keseluruhan," kata Arief ketika dihubungi Antara pada Kamis.

Mantan pemimpin redaksi Tabloid Bola itu menuturkan sejumlah keuntungan bagi Indonesia jika menjadi tuan rumah ajang balap bertaraf internasional.

"Keuntungan langsungnya tentu nama Indonesia jadi terangkat," kata dia. "Artinya ketika digelar, Indonesia sudah menjadi bagian dari pemain global bahwa negara ini aman, maju, negara yang ramah karena orang tidak perlu khawatir datang ke Indonesia karena bisa menggelar (balapan) dengan sukses."

Baca juga: MotoGP Mandalika diharap bantu pulihkan pariwisata Lombok
Baca juga: Gubernur NTB usulkan perbanyak penerbangan langsung hadapi MotoGP

Kemudian keuntungan jangka pendeknya, perhelatan balap seperti MotoGP dan WSBK bisa menambah kepercayaan diri pabrikan-pabrikan terhadap Indonesia.

"Mungkin akan banyak mitra dari MotoGP atau WSBK saat ini nantinya tidak akan ragu lagi kalau mau berinteraksi dengan perusahaan maupun individu di Indonesia," kata dia.

Sedangkan sisi finansial menjadi keuntungan jangka panjang karena, "balik modal itu tidak bisa cepat," Arief menambahkan.

Dikelilingi panorama perbukitan dan laut di pesisir selatan pulau Lombok, Mandalika International Street Circuit nantinya akan menjadi satu-satunya sirkuit jalan raya yang menjadi bagian kalender MotoGP.

Baca juga: Sirkuit Mandalika diyakini bakal jadi primadona baru dunia balap

Area paddock sirkuit akan sanggup menaungi 40 garasi, sedangkan kapasitas tribun utama mencapai lebih dari 50.000 tempat duduk.

Sementara area tanpa tempat duduk atau tribun berdiri didesain untuk menampung kurang lebih 138.000 orang dan hospitality suites direncanakan memiliki kapasitas 7.700 penonton.

Area paddock, tribun utama, tribun berdiri dan hospitality suites bersifat tidak permanen dan bisa dibongkar ketika tidak ada balapan, termasuk lintasan sirkuitnya yang berubah fungsi menjadi jalan raya biasa.

Arief bahkan yakin nantinya Sirkuit Mandalika bisa mengalahkan pamor Sirkuit Sepang, Malaysia dan Chang, Thailand, yang telah terlebih dahulu menuai kesuksesan menjadi tuan rumah MotoGP karena calon sirkuit kebanggaan Indonesia itu memiliki nilai jual yang unik karena lokasinya.

"Kalau bahasa jualannya itu Mandalika memiliki unique selling point, tempatnya di kawasan ekonomi khusus, pantainya juga indah. Memang saat ini aksesnya susah, tapi itu dalam empat-lima tahun ke depan aksesnya akan mudah, butuh proses lah," kata Arief.

Mandalika Grand Prix Association, selaku operator sirkuit dan promotor, mengungkapkan lewat media sosial bahwa hingga pertengahan Juli progres kumulatif pekerjaan konstruksi sudah mencapai 81,42 persen, dengan pekerjaan yang hampir 100 persen selesai antara lain run-off gravel (99%), run-off grass (95%), tunnel & retaining wall utara (98%), outer & inner service road (95%) dan pemasangan concrete barrier (99%).

Baca juga: Konstruksi lintasan sirkuit MotoGP Mandalika capai 78,6 persen
Baca juga: ITDC pastikan pembangunan JKK Mandalika sesuai jadwal World Superbike

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021