Chicago (ANTARA) - Harga komoditas emas tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menghentikan keuntungan selama tiga hari beruntun karena kurs dolar AS yang menguat menumpulkan daya tariknya dan mendorong logam mundur lebih jauh dari level tertinggi satu bulan yang dicapai di sesi sebelumnya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, jatuh 14 dolar AS atau 0,77 persen, menjadi ditutup pada 1.815 dolar AS per ounce. Untuk minggu ini, emas naik tipis sekitar 0,2 persen.

Sehari sebelumnya, Kamis (15/7/2021), emas berjangka menguat 4,0 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.829 dolar AS, setelah melonjak 15,1 dolar AS atau 0,83 persen menjadi 1.825 dolar AS pada Rabu (14/7/2021), dan terangkat 4,0 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.809,90 dolar AS pada Selasa (13/7/2021).

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya berada di jalur menuju kenaikan mingguan yang kuat, sehingga mengurangi daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya.

Ahli strategi komoditas TD Securities, Daniel Ghali mengatakan ketidakmampuan emas untuk mendapatkan keuntungan secara substansial dari imbal hasil riil AS yang lebih lemah menunjukkan bahwa emas tetap rentan terhadap penurunan lebih lanjut.

“Meskipun valuasi emas lebih menarik secara relatif terhadap Treasury Inflation-Protected Securities (TIPS) -- sekuritas yang memberikan perlindungan terhadap inflasi -- alasan emas diperdagangkan dengan harga diskon adalah karena tidak membawa keuntungan yang sama.”

Namun, Ghali mengatakan bahwa peningkatan permintaan fisik emas, terutama dari konsumen utama China, dan pembelian oleh bank-bank sentral dapat membatasi penurunan logam mulia.

Awal pekan ini, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali bahwa bank sentral AS akan tetap akomodatif, mendorong emas ke level tertinggi satu bulan pada Kamis (15/7/2021).

Ketidakpastian di sekitar potensi lonjakan kasus varian Delta virus corona di Amerika Serikat dapat memaksa The Fed untuk tetap akomodatif lebih lama, kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Emas juga berada di bawah tekanan karena Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (16/7/2021) bahwa penjualan ritel AS naik 0,6 persen pada Juni, bertentangan dengan ekspektasi perdagangan untuk penurunan 0,4 persen.

Tetapi, angka awal indeks sentimen konsumen dari Universitas Michigan turun menjadi 80,8 pada Juli, lebih rendah dari angka akhir yang direvisi 85,5 pada Juni dan memberikan beberapa dukungan terhadap emas.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 59,9 sen atau 2,27 persen, menjadi ditutup pada 25,795 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 29,2 dolar AS atau 2,57 persen, menjadi ditutup pada 1.108,5 dolar AS per ounce.

Baca juga: Emas naik lagi empat dolar terkerek pernyataan "dovish" Powell
Baca juga: Harga emas terkerek 4 dolar di tengah melonjaknya inflasi AS
Baca juga: Emas melonjak 15,1 dolar, Fed lanjutkan kebijakan moneter akomodatif

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021