Jakarta (ANTARA) - International Finance Corporation, institut swasta yang bergerak membantu negara berkembang untuk bertumbuh, melaporkan dalam penelitiannya untuk kawasan Asia Tenggara didapati bahwa wanita menjadi penggerak utama dalam pertumbuhan ekonomi e-commerce di masa ini,

Dalam laporannya yang berjudul “Women and e-commerce in Southeast Asia” didapatkan hasil bahwa jika terdapat kesetaraan antara wirausaha laki- laki dan wanita maka pada 2025 nilai pasar e-commerce di Asia Tenggara bisa meningkat hingga 280 miliar Dolar AS hingga 2030.

E-commerce di Asia Tenggara mengalami perkembangan pesat. Sejak 2015, e-commerce telah bertumbuh tiga kali lipat, dan diperkirakan akan berkembang tiga kali lipat lagi. Dalam penelitian ini, IFC menunjukkan bahwa pertumbuhan e-commerce bisa lebih tinggi lagi jika kita berinvestasi pada wirausaha perempuan di platform e-commerce”, kata Vice President for Asia and Pacific IFC Alfonso Garcia Mora dalam keterangan tertulisnya, Rabu.

Menggandeng Lazada, data- data terkait wirausaha dan perkembangannya di ranah digital dikumpulkan dari berbagai kawasan yang mendapatkan layanan dari aplikasi berbelanja daring asal China itu.

Indonesia termasuk sebagai salah satu kawasan yang ikut diteliti oleh Digital2Equal, inisiatif yang dipimpin oleh IFC dan komisi bentukan negara-negara Eropa dalam hal meningkatkan peluang bagi perempuan di pasar daring negara berkembang.

Dalam laporan itu ditemukan hasil bahwa sebelum pandemi COVID-19 terjadi meski porsi wirausaha wanita menjalankan bisnis di Lazada Indonesia hanya bernilai sepertiga dari keseluruhan penjual, namun rupanya kontribusi wirausaha wanita untuk gross merchandise value (GMV) atau nilai penjualannya hampir mencapai 50 persen.

Baca juga: Wirausaha wanita diharapkan dorong kesetaraan gender

Baca juga: Survei : kesenjangan gender batasi potensi wirausaha wanita


Hal itu menunjukkan usaha yang dikembangkan wirausaha wanita memiliki perkembangan yang lebih signifikan dan memiliki peranan penting dalam sebuah bisnis.

Penurunan didapati dari wirausaha wanita akibat adanya pandemi COVID-19, di Indonesia misalnya tercatat bisnis yang dimiliki wirausaha wanita mengalami penurunan sebesar 44 persen.

Namun, masih ada potensi besar dari bisnis milik perempuan untuk tumbuh di ranah digital dan platform e-commerce. Penelitian ini pun meyakini wirausaha perempuan di Asia Tenggara bisa mengatasi tantangan itu untuk meraih kesuksesan.

“Di Asia Tenggara, e-commerce menjadi penyelamat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap orang serta menjadi poros strategi bisnis yang umum bagi vendor dan brand ketika bisnis offline terdampak oleh protokol keselamatan COVID-19,” kata Chief Executive Officer Lazada Group dan Lazada Indonesia Chun Li.

Laporan ini turut menunjukkan bahwa motivasi wirausaha wanita memasuki ranah digital cenderung berasal dari keinginan mengembangkan bisnisnya, biasanya pengusaha wanita memilih satu platform daring yang cocok dan bisa menjual produknya secara lebih efisien.

Banyak perempuan yang menjadikan platform daring sebagai langkah untuk mengatasi tantangan khususnya tantangan perempuan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi.

Hal itu berbeda dengan laki-laki, terkait motivasi laki- laki masuk ke bisnis daring justru untuk memulai bisnis baru.

Agar bisa bangkit dari penurunan bisnis itu, alternatif utama yang bisa diberikan oleh e-commerce kepada wirausaha wanita adalah dengan memperkecil kesenjangan substansial antara wirausaha wanita dan laki- laki.

Harus ada dukungan konkret e-commerce mendukung kesetaraan di antara dua gender itu. Platform e-commerce memiliki kemampuan untuk memberi dukungan yang diperlukan agar bisa meningkatkan kemampuan wirausaha wanita bersaing dan berkembang di tengah tantangan digitalisasi.

Memperbanyak pilihan pelatihan juga diperlukan, terutama untuk wirausaha perempuan yang cenderung lebih menghargai pelatihan dan dukungan bisnis.

Baca juga: Kemen PPPA dorong ibu rumah tangga berwirausaha tingkatkan kesetaraan

Dalam penelitiannya, IFC mendapatkan hasil bahwa laki-laki dan perempuan memberikan penilaian yang sama tentang penggunaan fitur di platform e-commerce, serta keberhasilan sepanjang perjalanan penjual di eCommerce.

Namun ada nilai lebih yang diberikan wirausaha perempuan terhadap pelatihan daripada wirausaha laki-laki.

Berkaca dari temuan itu, e-commerce perlu mendukung wirausaha perempuan dengan memberikan pelatihan tambahan dan mendorong penggunaan fitur-fitur di e-commerce yang akan mengoptimalisasi kemampuan wirausaha perempuan di bisnis daring.

Alasan mengapa e-commerce juga wajib memberi dukungan bagi wirausaha wanita karena kesenjangan masih ditemukan dalam berbagai aspek salah satunya dari pembiayaan bisnis.

IFC menemukan bahwa kesenjangan pembiayaan yang cenderung dihadapi perempuan. Bisnis milik perempuan biasanya dimulai dengan menggunakan tabungan pribadi dan kecil kemungkinannya untuk menggunakan pembiayaan dari investor eksternal atau pinjaman formal.

Dari sampel penelitian mengenai pembiayaan melalui platform yang diwakili sejumlah kecil dari kedua gender, didapati fakta keuntungan yang didapatkan oleh bisnis milik perempuan pada tahun lalu yang mendapatkan akses pembiayaan dari platform menunjukkan adanya peluang penting bagi platform e-commerce untuk menumbuhkan basis penggunanya sambil menutup kesenjangan gender.

Catatan penting yang dikemukakan IFC dalam penelitian ini adalah e-commerce dapat kehilangan lebih dari 46 miliar Dolar AS untuk setiap tahun penundaan tindakan kesetaraan gender.

Menanggapi temuan itu, Lazada Indonesia sebagai salah satu e-commerce terbesar di Tanah Air pun berkomitmen untuk mendukung kesetaraan mitra wirausahanya khususnya mendukung wanita yang kerap kali kesulitan mendapatkan akses untuk mengembangkan bisnisnya.

“Kami telah melihat tren pertumbuhan bisnis yang dipimpin oleh perempuan di platform Lazada, menunjukkan bahwa dengan pengetahuan, perangkat, serta pemberdayaan yang tepat, kesuksesan dapat dicapai. Kami bangga bisa menjadi mitra e-commerce mereka, terlebih karena para perempuan ini memberikan inspirasi untuk orang lain untuk juga ikut berkontribusi ke komunitas lokal mereka dan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia,” kata SVP Traffic Operations and Seller Engangement Lazada Indonesia Haikal Bekti Anggoro.

Baca juga: Dukung UMKM, Danone gelar "Stellar Women Entrepreneurship Academy"

Baca juga: Wanita wirausaha harus tetap "work - life balance"


Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021