Jauh lebih rendah atau sekitar Rp219 triliun lebih rendah dari UU APBN
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pembiayaan utang pada tahun ini hanya akan terealisasi Rp958,1 triliun atau turun 18,6 persen dari target dalam APBN 2021 sebesar Rp1.177,4 triliun.

“Jauh lebih rendah atau sekitar Rp219 triliun lebih rendah dari UU APBN,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam Raker bersama Banggar DPR RI di Jakarta, Senin.

Sri Mulyani menjelaskan realisasi pembiayaan utang semester I adalah sebesar Rp443 triliun atau 37,6 persen, sementara untuk semester II diperkirakan hanya akan mencapai Rp515 triliun sehingga secara keseluruhan tahun diprediksi sebesar Rp958,1 triliun.

Sri Mulyani menyatakan prediksi realisasi pembiayaan utang tahun ini lebih rendah terjadi karena defisit APBN 2021 juga diperkirakan akan jauh lebih rendah dibandingkan target sebesar 5,7 persen atau setara Rp1.006,4 triliun.

Baca juga: Sri Mulyani: Realisasi pembiayaan utang 2020 capai Rp1.226,8 triliun

Menurutnya, defisit akan lebih kecil dari target 5,7 persen karena penerimaan negara dipercaya akan bagus dan belanja negara akan terserap dengan optimal.

Realisasi defisit APBN sepanjang semester I-2021 adalah sebesar 1,72 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau Rp283,2 triliun.

“Ini hal yang bagus berarti kami kurangi kenaikan utang seharusnya Rp1.177 triliun jadi Rp958 triliun atau turun 18,6 persen,” ujarnya.

Tak hanya itu ia menuturkan pembiayaan utang juga akan menurun karena penggunaan Sisa Anggaran Lebih (SAL) tahun lalu digunakan secara optimal pada tahun ini.

“Pemanfaatan tambah SAL untuk investasi pemerintah dalam penyelesaian jalan tol Sumatera dalam hal ini infrastruktur transportasi ditujukan tidak hanya sekedar pulih tapi ingin membangun pondasi ekonomi lebih kuat ke depan,” ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Pemerintah pastikan pengendalian risiko utang tidak ganggu APBN

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021