Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi atau penyesaran pada Lempeng Laut Maluku
Jakarta (ANTARA) - Gempa tektoknik dengan magnitudo 6,2 yang mengguncang Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, pada Sabtu pukul 07.43.55 WIB dengan pusat gempa terletak pada koordinat 2,99° LU : 126,64° BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 km arah darat daya Kota Melonguane pada kedalaman 23 km tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Dalam keterangan tertulis di Jakata, Sabtu, BMKG menyebutkan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi atau penyesaran pada Lempeng Laut Maluku. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan sesar naik.

Guncangan gempa bumi dirasakan di daerah Sangihe III-IV MMI ( bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), Tomohon, Bitung, Boltim II MMI ( getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang ).

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.

Hingga pukul 08.45 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya delapan aktivitas gempa bumi susulan ( aftershock ) dengan magnitudo terbesar 5,8 dan terkecil 3,5.

Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.

Pemantauan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Talaud segera melakukan koordinasi dengan pihak desa dan kecamatan. Saat gempa terjadi warga Kecamatan Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tidak merasakan guncanan gempa. Aktivitas masyarakat berjalan normal.

Selanjutnya, Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB menerima laporan gempa susulan dengan magnitudo 5,8. Gempa susulan yang terjadi pada pukul 07.51 WIB berada 113 km tenggara Kecamatan Melonguange. Pusat gempa yang berada di laut ini berkedalaman 10 KM. Berdasarkan pemodelan, gempa tidak memicu tsunami.

Selang tujuh menit, gempa susulan kembali terjadi dengan magnitudo 5,1. Pusat gempa berada pada 112 km barat daya Kecamatan Melonguane dengan kedalaman 34 km.

Pada gempa-gempa susulan ini, BPBD setempat melaporkan warganya tidak merasakan guncangan. Masyarakat tetap beraktivitas normal. BMKG melaporkan hingga pukul 08.25 WIB, lima kali aktivitas gempa susulan atau aftershock dengan magnitudo terkecil magnitudo 3,6.

Dari hasil koordinasi dengan pihak kecamatan, guncangan gempa dirasakan lemah tiga hingga lima detik di Kecamatan Salibabu. Menurut BPBD belum ada informasi dari pihak desa di kecamatan tersebut yang terdampak sejauh ini.

Sedangkan informasi dari pihak kecamatan Tahuna, warga setempat tidak merasakan guncangan gempa. Masyarakat tampak beraktivitas normal.

BNPB terus melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Kepulauan Talaud untuk mendapatkan informasi terkini pascagempa. BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bahaya gempa maupun menyikapi informasi-informasi yang beredar di tengah masyarakat. Informasi yang tidak benar atau hoaks dapat berdampak buruk dalam menyikapi situasi paska kejadian. 

Baca juga: Barat Laut Melonguane-Sulut diguncang gempa magnitudo 5,2

Baca juga: Gempa bermagnitudo 6,2 di Sulut tak berpotensi tsunami

Baca juga: BMKG: Gempa Melonguane dangkal dan akibat subduksi Sangihe-Talaud


 

Pewarta: Indriani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021